VOTE DULU YOK SEBELUM BACA YOK
•••
Saat jam sudah mendekati waktu istirahat, telepon kabel yang hanya tersambung dengan telepon kabel direktur tiba-tiba berdering.
"Apa lagi ini, apa lagi?" gerutu Sania sebelum mengangkat telpon tersebut.
"Halo, Pak?"
"Masuk, jangan lupa bawa makan siang kamu."
"Ngapain bawa mak-"
Tut!
"An siang segala, Pak," lanjut Sania lempeng karena kesal dengan atasannya.
"Kebiasaan, belum juga gue selesai ngomong udah ditutup aja."
"Untung lo bos gue."
Sania berdiri, dan tanpa membawa kotak makan siangnya ia masuk ke ruangan Jeffrey.
"Ada apa, Pak?"
Jeffrey yang masih duduk di kursi kerjanya melihat ke arah tangan Sania. "Mana makan siang kamu?"
"Mau ngapain, Pak?"
"Ambil."
"Ngapain dulu?"
"Ambil."
Sania mendecak, lalu keluar dari ruangan direktur untuk mengambil kotak makan siangnya.
Saat kembali masuk ke ruangan Jeffrey, pria itu sudah duduk di sofa dan ada sebuah kotak bekal di atas meja kaca di depannya.
"Bapak bawa bekal?"
Jeffrey mengangguk. "Duduk di samping saya."
"Hah? Ga salah?" tanya Sania sedikit terkejut.
"Ga."
Daripada mendengar suara bosnya lagi, akhirnya Sania berjalan mendekat dan langsung duduk di samping Jeffrey.
"Habis ini ngapain, Pak?"
"Ya makan," balas Jeffrey seraya membuka kotak makan siangnya.
Sania sedikit melirik ke arah kotak bekal Jeffrey, kemudian bertanya, "Tadi pagi Bapak masak?"
"Ga, ini makanan sisa kemarin malam. Tadi pagi saya angetin doang."
"Oh."
Lalu Sania ikut membuka kotak makan siangnya.
"Selamat makan siang, Pak."
Jeffrey berdeham kemudian memasukkan suapan pertama ke dalam mulutnya. Begitu pula dengan Sania.
Saat masih fokus menikmati makan siang, Jeffrey tiba-tiba berbicara.
"Saya ga biasa makan sendiri karena dari kecil selalu makan bareng keluarga. Makanya saya nyuruh kamu ke sini, buat makan siang bareng."
Sania menoleh dan hanya diam, mendengarkan ucapan Jeffrey selanjutnya.
"Itu juga yang menjadi salah satu alasan saya ga pernah makan siang selama seminggu ke belakang. Karena masih belum terbiasa juga di kantor ini."
Sania mengangguk-angguk. "Kemarin Bapak makan siang di kantin, berarti udah mulai terbiasa?"
Jeffrey mengangguk. "Iya, tapi saya merasa sedikit tidak nyaman."
"Kenapa, Pak?"
"Yang pertama karena makan siang sendiri. Dan yang kedua karena konsep meja makannya."
"Oh, karena meja makan direktur dipisah sama meja makan karyawan lainnya ya, Pak?"
"Iya, saya ga suka, rasanya seperti terlalu diistimewakan. Padahal saya ga ada bedanya dengan karyawan lain, kita sama-sama kerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with My Boss? | Jaehyun
FanfictionHidup memang penuh dengan kejutan dan tidak dapat disangka-sangka, jadi tidak usah kaget jika suatu hari nanti kamu dilamar direktur.