18

2.2K 472 42
                                    

VOTE DULU DONG 😤

•••

Hari ini suasana kantor sedikit agak berbeda menurut Sania. Ia merasa seperti akan mati di tempat karena ditatap semenyeramkan itu oleh rekan kerjanya.

Jika biasanya rekan kerjanya akan menyapa dirinya dengan senyum di wajah mereka, hari ini tidak. Mereka semua justru menatap Sania dengan sinis, sambil berbisik-bisik kepada rekan kerja terdekat mereka.

Terkecuali Wulan. Perempuan itu tidak menatap Sania sinis, melainkan menatap Sania dengan ekspresi bingung dan kagetnya. Wulan yang berdiri di dekat lift langsung berlari mendekati Sania begitu melihat sahabatnya itu memasuki area kantor. Lalu memukul bahu sahabatnya beberapa kali.

"Sialan, sialan, sialan. Sejak kapan lo ada hubungan sama pak bos, anjir?"

"Ya emang ada kan? Hubungan antara bos sama sekretarisnya."

"Bukan itu, ogeb. Tapi hubungan spesial, kayak pacaran atau malah, lo udah tunangan sama Pak Jeffrey?!" tanya Wulan dengan mata melototnya.

"Apaan sih, Dar. Gue gak ada hubungan apa-apa sama Pak Jeffrey, selain hubungan yang gue bilang tadi, " balas Sania atas pertanyaan Wulan yang menurutnya sangat aneh.

"Halah, gak usah ngelak."

Sania mendecak. "Gue gak ngelak. Emang lo ada bukti kalau gue beneran ada hubungan sama Pak Jeffrey?"

"Ada, ini juga yang buat semua karyawan ngelihatin lo sinis," ucap Wulan seraya mengotak-atik ponselnya. Yang ternyata sedang sibuk mencari ruang chat grup di salah satu aplikasi.

Ting!

Satu notifikasi masuk ke ponsel Wulan, tanpa ragu sang empunya ponsel memencet notifikasi tersebut.

"Bentar ya, Tama ngechat," ucap Wulan dengan kekehannya.

"Sianjing," umpat Sania. Wulan yang sedang membalas pesan dari suaminya sontak terkikik.

2 menit kemudian, perempuan yang baru menikah beberapa minggu yang lalu itu, memasukkan ponselnya, sudah selesai membalas pesan sang suami.

"Yuk," ajaknya setelah itu.

Perempuan yang berdiri di sampingnya, Sania, langsung memukul pundak Wulan.

"Dasar pikunan, mana buktinya?"

"Ooohhh iya, hehehe maklum, pengantin baru."

"Apa hubungannya anjrit, buru!"

"Ya Tuhan, sabar elah."

Kemudian Wulan kembali merogoh tas kerjanya guna mengambil ponselnya.

"Yah, yah," ujarnya kecewa setelah itu.

"Napa?"

Wulan menatap Sania sambil memperlihatkan layar ponselnya kepada perempuan itu. "Mati," ucapnya lalu mencoba menekan tombol power berkali-kali. Berharap ponselnya bisa hidup lagi. Namun, tidak berhasil.

"Kayaknya tadi pagi gue lupa nyolokin kabelnya deh, aaahh sialan."

Sania mendecak. "Ya udah gapapa, nanti aja."

"Oke, pas makan siang kita ketemu lagi di sini. Nanti kalau ada yang julidin lo, julidin balik atau gak biarin aja. Dan jangan dimasukin ke hati, oke sahabatku?"

"Alay, tapi oke. Yuk kerja."

Bahu Wulan merosot turun. "Huh, tetap kerja walau suami kaya raya."

"Kan itu cita-cita lo dari dulu, tetap jadi wanita karir walau udah punya suami kaya. Semangat semangat."

"Kajja! Kerja kerja kerja."

What's Wrong with My Boss? | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang