HALO HALOOOOO
●●●
Panasnya udara Kwangya City siang ini sungguh membuat Jeffrey malas keluar dari kantornya. Namun demi bertemu dengan Riri, ia rela mengangkat kakinya dari kantor dan berjalan kaki menuju cafétaria yang berjarak sekitar 50 meter dari kantornya.
Sesampainya di sana, ternyata orang yang mengajaknya bertemu belum datang. Tidak masalah karena ia merasa dirinyalah yang memerlukan Riri.
Seraya menunggu perempuan itu datang, Jeffrey memesan minuman dan kue untuk dirinya dan Riri. Lumayan, untuk mengganjal perutnya yang jujur saja, sudah memaksa ingin diisi oleh makanan.
Menunggu sekitar 10 menit, akhirnya Riri datang dengan wajah tergesa-gesanya.
"Sorry telat," ujarnya dengan napas terputus-putus.
"Santai aja kali, Ri, kayak dikejar apaan aja lo. Nih minum dulu."
Riri mengangguk lalu meneguk cepat minuman yang Jeffrey sodorkan.
"Pasti lo udah nunggu lama ya? Minuman sama kue lo bahkan udah habis setengah." Mata Riri melihat ke arah kue dan minuman milik Jeffrey.
"Lumayan lah 10 menitan."
"Huuuhh, maaaafff banget."
"Iya-iya santai. Jalanan suka macet emang jam segini."
Riri menekuk wajahnya. "Iya ih, sebel banget gue."
Jeffrey tertawa. "Yang penting udah sampai di sini."
"Iya sih. Oke, kita langsung bahas Alana aja ya." Jeffrey mengangguk sebagai balasan.
Pria itu menegakkan punggungnya lalu sedikit memajukan kursinya, sudah siap mendengarkan cerita tentang Alana yang akan Riri ceritakan.
"Jadi kemarin sore gue bantu- eh bentar, Jeff."
Riri bangkit dari posisi duduknya seraya mengambil ponselnya yang berdering, kemudian perempuan itu berjalan keluar dari cafétaria guna mengangkat panggilan tersebut.
Tidak perlu menunggu lama, kini perempuan itu sudah kembali duduk di hadapan Jeffrey, namun depan ekspresi wajah yang terlihat sangat kesal.
"Kebiasaan deh rekruter tuh kalau mau nge-interview tiba-tiba banget," dumalnya seraya memasukkan ponselnya ke dalam tas dan digantikan dengan mengeluarkan sebuah buku. Iya, buku harian milik Alana.
Jeffrey terkekeh. "Ya kadang-kadang emang gitu sih, Ri."
"Sorry banget nih ya, Jeff. Udah tadi telat, sekarang gue malah ada urusan mendadak."
"Santai."
"Sebenarnya gue emang gak mau jelasin banyak hal sih, karena gue yakin semua hal yang mau lo tanyain ke gue jawabannya ada di sini." Riri mengetuk-etuk buku harian yang baru saja ia keluarkan.
"Buku apa?"
"Buku hariannya Alana. Dia suka nulis hal-hal penting di sini. Jadi lo baca aja sendiri karena yang gue tau cuma Alana hamil doang, anaknya ke mana itu gue gak tau."
Tangan Jeffrey secara hati-hati mengambil buku harian milik Alana, kemudian ia mengangguk-anggukan kepalanya.
"Oke, makasih banyak ya, Ri, udah mau nolongin gue."
"Sama-sama. Eh ini minuman sama kuenya berapa? Biar gue ganti."
"Gak usah elah. Udah, berangkat ke tempat interview aja sana."
"Ya udah kalau gitu, sorry ya sekali lagi."
"Iya, minta maaf mulu dah. Good luck buat interviewnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with My Boss? | Jaehyun
FanfictionHidup memang penuh dengan kejutan dan tidak dapat disangka-sangka, jadi tidak usah kaget jika suatu hari nanti kamu dilamar direktur.