"My lips."
"..."
"Mau?"
"Kita masih di area kantor, Pak."
Tanpa mengatakan sepatah kata pun Jeffrey langsung melajukan mobilnya keluar dari parkiran bawah tanah kantor, dan beralih memakirkan mobilnya di rest area yang jaraknya cukup dekat dengan kantor perusahaan.
"Sekarang kita udah gak di area kantor."
"Eh di luar ada yang jual tisu, saya beli dulu ya, Pak."
Sania keluar mobil, Jeffrey kesal.
TERUS NGAPAIN GUE BELA-BELAIN KELUAR DARI AREA KANTOR KALAU BEGINI.
batin Jeffrey berteriak.
"Kasihan banget anak kecilnya, katanya saya pelanggan pertamanya," ujar Sania begitu kembali masuk ke mobil.
"Oh ya?"
"Iya."
Jeffrey melirik ke arah Sania dan perempuan itu terlihat tengah mengelap bibirnya menggunakan tisu yang baru saja dibelinya.
"Saya merasa diPHP-in," celetuk Jeffrey.
"Sama siapa?"
"Ada, cewek. Barusan dia bilang seolah-olah mau saya ciumin buat bersihin bibir dia kalau udah gak di area kantor, tapi pas kita udah di luar kantor dianya malah beli tisu."
"Oh, sabar ya, Pak."
"..."
"Eh?"
"Saya ya?"
"Pikir sendiri." Balasan yang keluar dari mulut Jeffrey tersebut sontak membuat Sania tertawa.
"Ceilah, ngambek. Pengen banget emangnya ciuman?"
"Gak juga, tapi karena balasan kamu tadi kayak begitu saya jadi pengen."
Frontal, banget.
Bibir Jeffrey bergerak maju dan Sania menyadarinya. Perempuan itu terkekeh lalu entah dorongan dari mana ia mendekatkan wajahnya ke wajah pria itu kemudian mengecup singkat bibir merah muda yang maju tersebut.
Cup!
"Saya udah nggak PHP lagi kan?"
Mata Jeffrey melotot lebar, tangannya terangkat dan memegang bibirnya. Lalu beralih memegang daun telinganya, berusaha menyembunyikan daun telinganya yang memerah karena saat ini dirinya tengah salah tingkah.
"Kamu barusan ngapain?"
"Cium bibir kamu."
"Diem."
"Lah, gimana sih malah nyuruh diem."
"Itu bukan ciuman namanya, tapi kecupan."
"Apa bedanya?"
"Mau saya jelasin secara teori atau langsung praktek?"
SINTING.
Pipi Sania kian bersemu merah, sebenarnya ia sudah tahu apa perbedaan antara kecupan dan ciuman.
"Langsung praktek."
Iya, memang gila, Sania pun menyadarinya. Pria yang duduk di sampingnya itu yang membuat dirinya seperti ini.
Jeffrey tersenyum penuh kemenangan kemudian memegang kedua sisi wajah Sania yang jaraknya cukup dekat dengan wajahnya.
"Jangan nyesel kalau habis ini saya minta ciuman terus, ya?"
Tanpa ragu Sania mengangguk, lalu memejamkan matanya.
Setelah itu, dapat ia rasakan sebuah benda kenyal menempel di bibirnya dan bergerak dengan lembut melumat bibirnya.
Sania membuka matanya lalu menatap mata Jeffrey yang juga tengah menatapnya. Kedua insan itu tersenyum lalu terkekeh di sela-sela ciuman mereka.
Kemudian keduanya kembali menutup mata dan lanjut saling melumat bibir satu sama lain.
•
•
•
•
•WKWKWKWKKWKWKWK GIMANA GIMANA
Chapter ini khusus untuk kalian semua yang gak puas sama chapter 18.
AWAS AJA ADA YANG MINTA LEBIH 😠😇
Kalian setuju gak kalau misalnya ada chapter selingan kayak begini?
Komen yaw.
Sampai jumpa di next chapteerrr.
Selamat malam minggu! Jangan begadang lho.
Bonus foto imut Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with My Boss? | Jaehyun
FanfictionHidup memang penuh dengan kejutan dan tidak dapat disangka-sangka, jadi tidak usah kaget jika suatu hari nanti kamu dilamar direktur.