HAY HAAAYY. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA BESTIEEE
•••
Tepat pukul 7 malam, Sania dan Sovia sampai di kediaman Jeffrey.
Sama seperti malam-malam sebelumnya, rumah besar tersebut sangat sepi. Karena para pekerja rumah tangga sudah pulang sejak pukul 5 sore tadi. Jeffrey benar-benar tinggal sendiri di rumahnya.
Sania menjadi heran, bisa-bisanya atasannya itu tinggal di rumah besar seorang diri.
Setelah dipersilakan masuk oleh sang empunya rumah, dua perempuan yang baru datang itu langsung diarahkan ke ruang makan oleh Jeffrey.
"Silakan duduk, San," ucap Jeffrey seraya mendudukkan bokongnya di kursi yang terlihat paling megah yang ada di meja makan tersebut.
Sania mengangguk.
"Sovia bisa naik ke kursi sendiri gak?" tanya Jeffrey seraya menatap anak kecil yang masih berdiri di samping mamanya.
"Bisa." Kemudian anak itu berlari kecil menuju kursi yang terletak di samping kursi yang diduduki Sania.
"Hiyak," pekiknya setelah berhasil duduk di sana.
Jeffrey dan Sania tertawa. Sovia memang benar-benar menggemaskan.
"Waaa, banyak banget makanannya," ucap Sovia kagum dengan mata berbinarnya.
"Ih ada ayam katsu juga, Mama, Sovia mau!"
"Iya, nanti ya, sayang."
"Waduh, mau dipanggil sayang juga dong," celetuk Jeffrey.
Perempuan yang malam ini memakai dress selutut berwarna hitam itu melotot ke arah Jeffrey. "Jangan mimpi."
"Okay, let's see," ucap Jeffrey dengan nada yang terdengar sangat mengesalkan di telinga Sania. Jangan lupakan juga raut wajahnya yang sangat nampak seperti sedang mengejek Sania.
"Yeah, let's see," balas Sania tak kalah menyebalkan.
"Ayooo makaaaaannn," rengek Sovia sembari mengetuk-ketuk meja makan dengan sendok kecilnya yang sengaja Sania bawa dari rumah.
Kalau tidak ada sendok itu, Sovia tidak mau makan. Tapi tidak mesti begitu sih, karena terkadang anak itu lupa dengan sendok kesayangannya tersebut jika sudah melihat makan-makanan enak.
Jeffrey dan Sania yang sedang menatap sengit satu sama lain buru-buru mengalihkan pandangan mereka. Lalu sang perempuan bangun untuk membisikkan sesuatu di telinga anaknya.
"Sovia, gak boleh gitu lagi ya? Sekarang kita lagi di rumahnya Om Jeffrey, bukan di rumah kita. Oke?" bisik Sania namun Jeffrey tetap bisa mendengarnya.
"Gak pa-pa kok, anggap aja rumah sendiri. Biar nanti gak kaget kalau pindah ke sini."
"Sovia sama Mama bakalan pindah ke sini, Om?" tanya Sovia antusias.
Sejak masuk ke rumah Jeffrey, sangat terlihat jelas jika anak itu sangat suka dengan rumah besar yang dimiliki oleh pria itu.
"Iya dong."
Sania melotot ke arah Jeffrey. "Gak usah nyebar hoax ya, tolong."
"Gak hoax, semua omongan yang keluar dari mulut saya pasti bakalan kejadian. Lihat aja nanti."
"Yayayaya, terserah kamu," balas Sania seraya merotasikan bola matanya, membuat Jeffrey tertawa.
"Hahaha. Ya udah ayo makan, Sovia pasti udah lapar banget ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with My Boss? | Jaehyun
FanfictionHidup memang penuh dengan kejutan dan tidak dapat disangka-sangka, jadi tidak usah kaget jika suatu hari nanti kamu dilamar direktur.