Ramein donk, bestie 😘
•••
Hari ini Sania tidak membawa bekal, oleh karena itu kini ia sudah berada di kantin untuk makan siang. Tidak bersama Jeffrey karena pria itu ada janji makan siang bersama dengan rekan kerjanya, melainkan bersama Wulan.
"Nih, ada undangan dari Tama," ucap Wulan seraya memberikan sebuah kartu undangan kepada Sania, setelah keduanya menghabiskan menu makan siang kantin hari ini, nasi goreng seafood.
"Kartu undangan apa nih," kata Sania sambil menerima undangan tersebut. Kemudian ia membaca tulisan yang ada di depan kartu undangan tersebut.
"Jingan?! Tama nikah? Sama siapa anjir?"
"Buka dong biar tau."
"Sumpah, jahat banget dah si Terong kaga bilang-bilang dekat sama cewek. Main langsung ngasih undangan aja."
Tangan Sania bergerak membuka kartu undangan tersebut dan seketika ia menggebrak meja di depannya, membuat beberapa pegawai yang ada di kantin terlonjak kaget.
"Sumpah, sumpah, ga lucu. Ngapain nama lo yang ada di undangan ini, anjrit?!"
"Hehehehe."
Sania memukul-mukul lengan sahabatnya. "Nyengir lagi lo!"
"Udah dong! Sakit, bangke!"
"Siapa suruh jahat ga cerita-cerita?!"
"Iya-iya sekarang gue ceritain. Stop mukul-mukul gue gak?"
Sania mendengus kemudian menjauhkan tangannya dari lengan Wulan. "Buru!"
"Sabar elah. Gak ada cerita panjang lebar karena gue sama Tama dijodohin."
"Idih? Masih ada yang kayak begitu emangnya?"
"Ya gue sama Tama contohnya. Gue juga bingung kenapa bisa kami dijodohin. Ternyata oh ternyata dulu kakek nenek dia sahabatan sama kakek nenek gue, ya lo pasti tau lah orang-orang dulu gimana."
Sania mengangguk-angguk. "Gue ngerti."
"Lo tau kan kalung bandul bulan sabit yang selalu gue pake itu?" Sania mengangguk.
"Ternyata si Tama juga punya, tapi disimpan soalnya takut kalung itu hilang. Dan gue juga baru tahu kalau tuh kalung disatuin bakalan menyatu."
"Wow, kalungnya pemberian kakek nenek kalian?"
"Iya."
"Terus-terus si Tama gimana? Perasaan dia ke lo."
Wulan tersipu malu kemudian menjawab, "Dia juga suka sama gue, sejak ospek."
"Hah?! Serius?"
"Iya, dia sendiri yang bilang waktu pertemuan keluarga."
"Di depan keluarga kalian?" tanya Sania dengan mata melototnya.
"Kagak lah, pas dia nganterin gue pulang."
"Yeh, gue kira di depan keluarga kalian."
"Nggak. Gimana masih kesel? Gue gak ada utang cerita lagi kan?"
"Gak ada, tapi tetep aja gue kesel. Bisa-bisanya lo sama Tama gak cerita-cerita mau nikah."
"Emang sengaja sih sebenarnya," ucap Wulan, setelah itu tertawa puas.
"Bener-bener emang lo berdua ya. Eh nanti ada bridesmaid gak?"
"Udah tenang aja lo, udah gue pesenin dress. Besok fitting barengan sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with My Boss? | Jaehyun
Fiksi PenggemarHidup memang penuh dengan kejutan dan tidak dapat disangka-sangka, jadi tidak usah kaget jika suatu hari nanti kamu dilamar direktur.