AYO RAMEEEIIINNNN
"Mampus, mampus. Gue telaatt." panik Sania sembari menyisir rambutnya.
Kemarin malam Sovia sangat rewel. Setelah dicari tahu apa penyebabnya, ternyata anak itu sedang demam. Alhasil Sania harus begadang karena putrinya itu sulit untuk tidur. Oleh karena itu, pagi ini ia bangun lebih siang dari biasanya.
Padahal alarm yang biasa ia setel sudah berbunyi dari jam setengah 5 subuh, namun karena ia masih mengantuk, ia menjadi bablas tidur sampai jam 7.
Selesai dengan rambut, ia langsung memoleskan lipstik di bibirnya dengan sedikit terburu-buru.
Setelah itu ia segera memasukkan ponsel dan beberapa barang lainnya ke dalam tas.
"Ma, Sania titip Sovia ya. Nanti kalau sakitnya makin parah, langsung aja telpon Sania."
"Iya, kamu ga mau sarapan dulu?"
Sania yang masih memakai flat shoesnya menjawab, "Ga sempat. Tapi Sania udah bawa roti sama susu kotak kok, nanti aku makan itu aja."
"Ya udah kalau gitu, yang penting perut kamu isi aja."
Sania berdiri dari duduknya, lalu berjalan mendekati Mama Karin untuk mencium punggung tangan kanan mamanya.
"Aku berangkat sekarang."
"Hati-hati." Sania mengangguk.
Karena tidak akan sempat menunggu kedatangan taxi online maupun bus umum, kali ini Sania berangkat menggunakan mobil pribadinya.
Iya, Sania memang mempunya kendaraan beroda empat itu. Namun kenapa selama ini ia selalu menggunakan taxi online atau bus umum? Karena pertama, ia malas mengendarai mobil. Dan kedua, karena pemerintah sudah menyediakan fasilitas umum, jadi ia memanfaatkan fasilitas umum tersebut hitung-hitung mengurangi polusi udara juga.
Saat bertemu dengan lampu merah, Sania menyempatkan dirinya untuk membuka bungkus roti yang ia bawa dan langsung melahapnya.
Sesekali ia melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, kemudian mendecak saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.50 .
Dan akhirnya ia sampai di kantor pada pukul 07.55 . Tidak sempat bernapas lega Sania langsung berlari memasuki kantor dan menaiki lift menuju lantai paling atas.
Setelah duduk di meja kerjanya, baru ia bisa bernapas lega.
"Hah, untung masih jam 7 lebih 58." gumamnya lega.
Namun itu tidak berlangsung lama karena atasannya tiba-tiba keluar dari ruangannya.
"Selamat pagi, Sania." sapa Jeffrey.
Sania yang sedang mengangin-anginkan wajahnya menggunakan buku buru-buru berdiri. "Selamat pagi, Pak."
"Kenapa terlambat?"
Sania melihat jam tangannya sebentar lalu kembali menatap atasannya. "Hm, saya nggak terlambat, Pak. Sekarang masih jam 8 pas, sedangkan saya sudah di sini sebelum jam 8." ucapnya membela diri.
"Tetap saja, kamu seharusnya datang lebih awal daripada saya."
Sebenarnya Sania ia membatahnya, namun di sisi lainnya ia merasa hal itu benar. Akhirnya ia menunduk. "Maaf, Pak."
"Pertanyaan awal saya belum dijawab, kenapa terlambat?"
"Sovia sakit, kemarin malam dia rewel dan susah tidur. Jadi saya begadang karena itu."
Jeffrey terlihat sedikit khawatir terlihat dari raut wajahnya. Sania yang menyadari akan hal itu tentu saja bingung.
"Sovia sakit apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with My Boss? | Jaehyun
FanfictionHidup memang penuh dengan kejutan dan tidak dapat disangka-sangka, jadi tidak usah kaget jika suatu hari nanti kamu dilamar direktur.