VALET : Cp 10

127 26 0
                                    


"Suck!" panggil Livi menyadarkan Suck dari bayangan yang menghampirinya. Suck tak menjawab tapi mengalihkan pandangannya menatap gadis berseragam kuning itu dengan cemas.

"Kita harus menolongnya!" ucap Suck bangkit dan berlari menghampiri gadis yang kini nyaris saja melemparkan tubuhnya ke jurang bersama Suck yang berniat menolong jika Stigra tidak datang tepat waktu. Pria bersurai hitam itu menarik Suck dan Ulfa bersamaan. Livi, Tekla dan teman-teman Stigra datang menghampiri.

"Hei, sadarlah!" ucap Stigra menepuk-nepuk pipi Ulfa guna menyadarkannya, karena tatapan gadis itu kosong. Tubuhnya memang berada di pangkuan Suck tapi kesadarannya tidak berada di tempat itu. Belum selesai urusan menyadarkan Ulfa, Stigra dibuat kaget dengan Suck yang tiba-tiba terisak dan berlinang air mata dengan tangan memeluk leher Ulfa.

"Hei, kau kenapa?" tanya Stigra bingung sambil menepuk pipi Suck. Livi dan Tekla tak luput dari menepuk punggung gadis itu dan menariknya dari tubuh Ulfa.

"Suck!" panggil Livi keras dan Tekla menepuk kuat pundak gadis Endlos itu. Kini pandangan Suck beralih menatap Livi dan Tekla yang memegangnya.

"Seseorang telah terbunuh dengan menyedihkan dalam ingatan Ulfa, dan orang itu ingin Ulfa menyusulnya," ucap Suck masih menyisakan isakannya. Stigra masih berusaha menyadarkan Ulfa dengan bantuan teman-temannya.

"Maksudmu?" tanya Livi.

"Seseorang menginginkan Ulfa untuk mati," sambung Suck. Stigra berhasil menyadarkan Ulfa yang menatap bingung Stigra yang memangkunya.

"Stigra?" ucap Ulfa lirih dengan mimik bingung saat mendapati banyak orang di sekelilingnya.

"Ada apa ini?" tanya Ulfa lagi.

"Ada kesalahan sedikit tadi, apa kau tak ingat sesuatu?" tanya Stigra. Ulfa tampak berpikir dan menggeleng sebagai jawaban bahwa dia tidak ingat apapun. Stigra tak memperpanjang masalah, bahkan Suck yang ingin berkomentar pun dihentikannya dengan memberi kode kontak mata, tapi Suck bukanlah orang yang mudah diatur.

"Ulfa, apa kau tidak ada mengingat sesuatu sebelum kau datang ke sini?" tanya Suck membuat Stigra menggeleng kesal, Suck tak memperdulikannya.

"Aku ... aku bahkan tidak ingat bagaimana aku ada di sini, tapi terakhir kali yang aku ingat adalah saat seorang siswi dengan jubah hijau menghampiriku dan bertanya tentang ruang guru, aku menunjukkannya dan dia berterima kasih sambil menjabat tanganku, setelah itu aku tidak ingat apapun," jelas Ulfa.

"Siswi berjubah hijau? Siswi mana dia? Kalau Schutz memang menyediakan beberapa jubah tapi tak ada warna hijau kecuali untuk para pengajar bangsa Dryad, selain itu tak ada yang hijau?" ucap Stigra penasaran. Ulfa menggeleng tak tahu.

"Seseorang sepertinya sedang bermain dengan pikiranmu dan mengacaknya," sahut Tekla.

"Lalu, siapa gadis berbaju ungu yang mati saat kali dikejar serigala?" Pertanyaan Suck sukses membuat mata Ulfa membelalak sekaligus berkaca-kaca.

"Kau melihatnya?" Suck mengangguk.

"Di ingatanmu," sambung Suck sambil menggenggam tangan Ulfa dengan lembut.

"Dia adikku, saat itu aku dan dia sedang menemani ayah mencari kayu ke hutan, tapi saat sedang sibuk mengumpulkan kayu seekor serigala besar datang memburu kami, ayah kira hanya satu, tapi ternyata mereka berkelompok dan ...." Ulfa tak sanggup melanjutkan kata-katanya.

"Jadi pria pemberani itu ayahmu?" Ulfa mengangguk dengan terisak.

"Dia sangat hebat, dia membiarkan tubuhnya tercabik hanya agar kau dan adikmu bisa keluar dari hutan dengan selamat," sambung Suck, Ulfa semakin terisak.

VALET✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang