VALET : Cp 20

112 24 0
                                    


Baru saja beberapa latihan untuk pertandingan selanjutnya dilakukan di lapangan, tiba-tiba saja beberapa siswa Schutz menjerit saat melihat Corby, pria pelindung Elf yang terkenal sebagai yang terbaik di kelasnya ditemukan tergantung di jendela kamarnya dengan mata melotot ketakutan. Ada juga Svela dari kelas Grün yang ditemukan menjadi mayat dengan posisi terlipat di lokernya. Dan beberapa siswa terbaik di seluruh kelas menghilang tanpa jejak. Semua fenomena itu mengguncang Schutz dan terlihat rombongan dewan kepengurusan Schutz berjalan tergesa-gesa menuju ruang rapat di sebelah kantor Wilma yang juga pulang setelah mendapat panggilan dari beberapa rekannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Belakangan ini kasus kematian siswa terpilih semakin sering terjadi bahkan terhitung selama dua bulan ini sudah hampir 20 orang yang menghilang dan 7 orang yang mati mengenaskan. Kalau begini Schutz benar-benar akan hancur, karena siswa pilihan yang selalu kita gadang-gadangkan telah menghilang sebelum hari penjemputan." Devosi, kepala perekrutan siswa baru itu berbicara dengan wajah cemas.

"Aku juga tidak tahu, semua ini seakan-akan sedang direncanakan dan dia ingin dengan segera melakukannya untuk penyelesaian, aku yakin tujuannya memang untuk menghancurkan Schutz." Itu Telba, wanita yang memegang jabatan pencatatan arsip Schutz.

"Lalu bagaimana cara mengatasinya, Nyonya Wilma? Kita tidak bisa selalu membohongi para orang tua dengan mengatakan anaknya mati di gelanggang pertandingan, mereka akan curiga dan tidak etis rasanya berbohong untuk sebuah nyawa kecuali jika dia masuk ke golongan orang-orang yang mati dalam proyek Valetium, itu berbeda karena mereka mati untuk keselamatan Ewigkeit di masa depan," jelas Hara, wali kelas Rot Class.

Wilma meremas jemarinya resah, kasus kematian kian meningkat membuatnya sangat pusing mencari pelaku yang tidak pernah terlihat sedikitpun. Namun belum sempat Wilma mengatakan sesuatu, tiba-tiba Kabena selaku wali kelas Grau datang dengan tergesa-gesa dan memberikan beberapa surat petisi dari orang tua siswa di seluruh Valenos karena tak mau putra-putrinya mati sia-sia. Membaca itu membuat Wilma semakin naik pitam, tangannya meremas kertas itu dengan geram.

"Bunuh! Bunuh semua orang tua siswa yang mengirim petisi itu dan bawa semua putra-putri mereka ke Valetium, Hakkien akan mengurus mereka, CEPAT! Biarkan orang-orang itu tahu bahwa melawan Schutz sama dengan mengantar nyawa mereka sendiri!" teriak Wilma dengan wajah memerah.

Kasus penculikan dan pembunuhan siswa terpilih ini adalah kasus yang paling memusingkan bagi Wilma sejak menjabat sebagai kepala sekolah kedua di Schutz. Pelakunya seakan-akan ingin mengejek Wilma tidak becus sebagai keturunan Fairy-Elf. Mengingat bagaimana dia diremehkan membuat Wilma sangat marah dan membanting seluruh petisi dengan geram, namun matanya tiba-tiba teralihkan dengan sebuah gulungan padat kertas putih dengan tulisan merah yang terjatuh dari sela-sela kertas petisi, Wilma memungutnya.

"Salam kenal nona Egefride! Kau senang dengan hadiahnya? Tentu senang, bukan? Apa perlu aku tambah, Ahk tidak perlu sepertinya karena kado terakhir aku ada di bawah lipatan surat ini, sebuah kado yang akan sangat mengejutkanmu, semoga kau menerimanya karena ini dibuat sama seperti apa yang kau lakukan pada ibuku 15 tahun yanh lalu, semoga kau senang! Jika kau tidak puas, temui aku di tempat kau dan kaummu menghabisi ibuku!

Dari yang menunggumu
Levandra Sealterine

Membaca nama pengirim mendatangkan firasat tak menyenangkan pada hati Wilma yang menemukan sebuah flasdish di bawah surat yang dengan segera wanita itu pasang di laptopnya. Wilma ingin menjerit kaget saat melihat wajah Saamy Reinhold-putranya muncul di layar dengan tubuh terikat terbaring di sebuah kotak kaca dengan tubuh berlumuran darah.

VALET✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang