VALET : Cp 22

111 24 0
                                    


Suck masih terdiam di posisi berdirinya saat pikiran belum bisa menerima kenyataan bahwa dia adalah hasil kloningan dan Stigra, pria yang pernah menjadi musuh dan temannya adalah saudara kembarnya.

"Apa para Elf tahu bahwa Stigra adalah kembaranku yang selamat?"

"Ntahlah, setauku tak ada yang tahu bahwa kalian masih selamat dan diasuh Grey dan Andrea, dan mung-"

"Mereka tau!" ucap Tion tiba-tiba bangun mengagetkan kedua wanita itu. Suck membantunya berdiri sedang Sealter bersiaga jika Tion tiba-tiba menyerang Suck dan dia.

"Ada orang lain yang tahu semua ini dengan rinci. Dia tahu bahwa Suck dan kau masih hidup melalui Nansen dan Wilma, rekannya yang selamat dari kebakaran." Sealter menatap tak percaya.

"Siapa? Apa ayahmu? Frederik?" Tion mengangguk mengiyakan.

"Awalnya hanya mereka yang tahu tapi beberapa rekan kepercayaan ayah akhirnya tau tak terkecuali aku yang mendengar pembicaraan dan membaca beberapa diary ayah, namun mereka tak tahu seperti apa kedua wanita itu saat dewasa dan mereka tidak tahu di mana kedua Elf itu tinggal."

"Gawat!" pekik Sealter tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Suck dan Tion  bersamaan.

"Grey dan Andrea ada di sini, kukira mereka hanya akan menemui Suck tapi sepertinya mereka telah tertangkap. Grey takkan mudah mengatakan di mana Suck berada tapi Frederik juga takkan dengan mudah melepaskan mereka, kita harus membebaskan mereka!" ujar Sealter cemas.

"Stigra-" Suck dan Sealter menghentikan langkahnya.

"Pria itu, aku melihat dengan jelas saat dia datang ke Valetium sebelum kematian Livi." Ucapan Tion membuat Suck berjalan ke arah pria itu.

"Lalu?"

"Saat itu, aku sedang mengintip karena ada keributan di depan ruanganku, kulihat seorang pria dengan mantel hijau mengalahkan seluruh penjaga dan masuk ke Valetium, ntah apa yang dia lakukan tapi dia cukup singkat di dalam sana, lalu dia pergi dalam hitungan menit dan besoknya aku mendengar ada siswi terbaik Schutz yang meninggal," jelas Tion sudah membaik.

"Aku yakin dia menginginkan catatan nama-nama siswi terbaik yang terbaru dan akan melenyapkan mereka satu persatu," sambung Sealter curiga.

"Aku tidak peduli apa yang akan Stigra lakukan, aku ingin bergegas menyelamatkan ayah dan ibuku. Dan kau Sealter, di mana Malena? Kau apakan dia?" tanya Suck ingat tujuan awalnya ke Schutz.

"Malena ada bersamaku, kita akan menemuinya setelah menyelamatkan Grey dan Andrea. Dan kau Tion, apa yang kau lakukan bersama kami? Harusnya kau bersama ayah dan ibumu!" sindir Sealter.

"Aku sudah katakan berulang kali bahwa aku berbeda dari Elf lainnya, aku ingin kebebasan seluruh rakyat Ewigkeit. Izinkan aku membantu kalian sebagai penduduk Ewigkeit dan sebagai penebus kesalahan orang tuaku," lirih Tion menyadarkan Sealter bahwa Tion juga bagian dari dia, sesama Elf.

"Baiklah, tapi kami akan selalu mengawasimu! Sangat sulit bagi seorang anak untuk tidak seperti ayahnya," sindir Sealter lagi dan Tion hanya mengangguk faham. Sealter mengamit tangan Suck yang juga mengamit lengan Tion dan ketiganya menghilang dengan kemampuan teleportasi Sealter.

Satu persatu penjaga pilihan Elves tergeletak tak bernyawa kalah dari pertandingan dengan rombongan Quen, walau kenyataannya rombongan itu juga kehilangan 6 anggotanya tak terkecuali Hema dan Abra yang mati di tangan Xion yang masih bertahan hingga sekarang walau Stigra sudah menghajarnya beberapa kali.

"Kenapa kau memperlambat kematiannya!" teriak Quen geram melihat bagaimana Stigra seakan-akan sedang bermain-main dengan nyawa putra mahkota Elf itu. Stigra tak menyahut dan terus mengelak saat Xion ingin membunuhnya.

VALET✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang