VALET : Cp 23

102 21 0
                                    


"Pulang atau ayah mati?"

"Ayah! Apa yang kau katakan? Itu bukanlah pilihan! Bagaimana aku bisa memasukkan nyawamu ke dalam sebuah pilihan. Aku akan pulang ayah-" Suck menggantung kata-katanya membuat Sealter dan Tion melotot tak percaya.

"Bagus, kita pulang sekarang," ucap Grey bangkit dan menarik Suck untuk pulang tapi gadis itu tak bergerak seinci pun. Grey menatap putrinya dengan tanda tanya.

"Suck?" Suck tak bicara, hanya langsung bersimpuh di hadapan ayahnya dengan kepala tertunduk. Andrea yang telah membesarkan putrinya belasan tahun sangat faham maksud bersimpuh gadis itu, dia menolak ajakan ayahnya dengan halus.

"Suck!" panggil Grey tak ingin Suck mengutarakan maksudnya.

"Ayah, aku ingin tinggal. Aku tahu ini berbahaya tapi aku harus terlibat di sini ayah. Banyak teman-temanku dalam bahaya bangsa Elf yang ingin berkuasa. Dan juga, aku ingin menghentikan saudaraku membunuh orang-orang tidak bersalah, kumohon ayah, biarkan aku menyelesaikannya. Biarkan aku memenuhi takdir ini tanpa penyesalan." Suck semakin merendahkan kepalanya. Grey mengusap wajahnya frustrasi.

"Saudara? Kau tidak memiliki saudara!" tegas Grey.

"Ada! Ada Ayah! Kembaranku yang dinyatakan mati dalam kebakaran ternyata masih hidup dan sekarang menuntut balas pada bangsa Elf, aku takut dia terluka lagi, aku takut dia semakin tenggelam dalam dendamnya, Ayah. Kumohon," lirih Suck. Andrea mendekati gadis itu dan dengan hati-hati memeluknya.

"Kau ... kau mengingat kebakaran itu Suck?" Suck mengangguk. Dengan erat Andrea memeluk Suck dan wanita itu terisak.

"Maafkan kami tak menceritakan semuanya, tak menceritakan bahwa klan kamilah yang membuatmu menderita, Nak," bisik Andrea terisak. Suck membalas pelukan itu.

"Aku yang harusnya minta maaf, Ibu. Kalian harus merasakan sakitnya telinga terpotong hanya untuk keselamatanku. Maafkan aku, tapi aku tidak bisa berhenti di sini, aku harus menyelesaikannya, Ayah." Grey berjongkok menyamakan tingginya dengan putrinya lalu memeluk kedua wanitanya erat.

"Aku melarang semuanya karena aku takut kalian terluka, tapi jika itu adalah keinginanmu, pergilah! Namun ketahuilah, Frederik tak bisa dipandang sebelah mata, dia memiliki banyak tentara tersembunyi yang sangat melegenda sejak era ayahnya, seluruh Ewigkeit belum tentu bisa menjatuhkannya. Kau dan saudaramu harus memenuhi takdir kalian untuk membebaskan ayah kalian di dasar tanah terdalam. Alfa Tersuck akan menyempurnakan kekuatan kalian dan bisa menghancurkan tentara Elf dengan tentara rahasianya. Cari saudaramu dan bebaskan ayahmu!" terang Grey mengalah. Suck bangkit sambil menyeka air matanya.

"Tanah terdalam, apa Tuan memiliki cara untuk masuk ke sana?" tanya Sealter.

"Frederik, dia menyimpan petanya. Dengan bantuan putranya kalian pasti bisa menemukannya karena dia selalu menyimpan sesuatu di tempat dia menyimpan barang kesayangannya," jelas Grey. Suck, Sealter dan Tion bergerak.

"Suck!" panggil Roof, Suck menghentikan langkahnya.

"Aku ikut!"

"Tidak Roof! Aku tidak ingin siapapun terluka karena ini!" tegas Suck tapi Roof menggengam tangan Suck erat.

"Jika aku harus mati, aku akan mati saat berjuang denganmu Suck. Kita selamatkan Malena dan ayahmu lalu kembali ke Endlos dengan bahagia, kumohon izinkan aku melakukannya," pinta Roof memelas dan pada akhirnya Suck menyetujui permintaan itu.

"Kami akan menemuimu di Endlos, Suck!" teriak Grey dibalas Suck dengan lambaian tangannya dan menghilang di balik tikungan gedung Elves.

"Apa kita akan pulang dengan sia-sia?" tanya Andrea. Grey terlihat berpikir.

VALET✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang