Puisi : Awan Gemawan Kelabu

30 7 0
                                    

Matahari sembunyi di julai awan,
Sesekali pecah mengusik sang rawan,
Embun pagi menguis betis serindit,
Tatkala galak matanya mengenyit,
Bulan berjuntai di pipi kejora,
Menanti tetamu pelangi senja,

Pesan awan kepada alam,
Andai gemuruh mula berdentum,
Jangan hirau mentari seakan kelam,
Andai halilintar sabung menyabung,
Itulah percikan teguran sombong,

Di atas muka samudera cerah, engkau menipis,
Di cakerawala biru tebal, menutupi langit,
Di lembah gunung curam, menghalang terik
Di saat itu buana menanti kehadiran hujan,

Awan hitam tidakkan berlalu,
Langkah kakiku semakin sayu,
Melihat engkau disapa waktu,
Sedangkan aku terdiam kaku,
Tanpa bicara terukir sendu,
Hatiku kian membeku,

Sesungguhnya, aku rindu,
Akan kenangan itu,
Detik tatkala hati kita bersatu,
Sudah tiba saatnya untuk kau beradu,
Damailah di sana dengan syahdu,
Ikhlas dari orang yang mencintaimu.




Sastera MelayuWhere stories live. Discover now