Bu Mira segera meletakkan sekeranjang sayuran yang baru saja akan disianginya ke atas meja, ia berlari kecil ke ruang depan dan mulai mengintip dari jendela. Sebuah truk kecil mengangkut kardus besar dengan gambar kulkas menarik perhatiannya, ia berjingkat melalui pintu samping dan melongok melalui pagar pembatas rumah ke arah rumah sebelah.
"Weleh, kulkas baru. Pasti Jeng Sinta baru dapat arisan ini." ucapnya berbisik pada dirinya sendiri.
Bu Mira tak jadi menyiangi sayuran, ia berganti baju dan cepat memakai lipstik barunya. Dengan tergesa ia mengeluarkan motor dan mulai melaju menuju pasar. Sebelum makan malam tiba ia harus punya kulkas baru!
Suami Bu Mira tiba sekitar jam senam sore dan terkaget-kaget melihat penampakan baru di dapurnya, sebuah kulkas dua pintu yang masih mengkilat dan berstiker di pintunya. Ia segera mencari istrinya yang sibuk berdandan.
"Bu, kenapa kulkas kita yang lama?"
"Nggak apa-apa, aku hanya mau ganti suasana baru. Biar masak semakin semangat."
Suaminya hanya geleng-geleng kepala dengan jawaban istrinya.
***
Dua hari kemudian, kembali truk bermuatan sofa baru memasuki halaman komplek dan berhenti di depan pagar tetangga Bu Mira, Jeng Sinta. Seperti biasa ia mengintip di balik tembok pembatas rumah mereka. Otaknya mulai bekerja.
Beberapa hari berikutnya setiap barang baru yang datang ke rumah Jeng Sinta maka Bu Mira akan segera mencari tahu dan segera membeli barang yang sama. Ia tak peduli apapun dan berapa pun harganya ia harus segera memiliki apa yang Jeng Sinta miliki.
"Kamu kenapa jadi suka boros begini, Bu? Tanya suaminya.
"Nggak ada boros kalau untuk menandingi Sinta Maharani. Dulu dia bisa mengalahkanku di sekolah, nilai ulangan, pertandingan olahraga bahkan hingga lelaki yang aku cintai juga dia menangi dari aku!" ucap Bu Mira berapi-api.
"Lah kan sekarang sudah ada aku?"
"Lah ituuuu, karena kamu sekarang mampu membuatku kaya raya aku nggak akan kalah lagi sama dia. Aku harus berada di atasnya."
Bu Mira tidur dengan tenang malam itu, karena semua barang baru milik Sinta Maharani telah juga dimilikinya.
***
Minggu pagi, BU Mira dan suaminya berlari pagi keliling komplek. Mereka berhenti di taman di mana mereka melihat kerumunan ibu-ibu riuh tertawa.
"Pagiii, ada apa ini rame bener?" Sapa suami Bu Mira.
"Pagii, eeh ada Bu Mira dan Bapak." Sahut seorang tetangga mereka.
"Ini loh, ada pengantin baru. Bagi-bagi undangan. Jeng Sinta ternyata sudah menikah bulan lalu di Belanda, suaminya ganteng dan orang Belanda asli." Riuh tawa mereka membuat pedih hati Bu Mira.
Ketika melewati rumah Jeng Sinta, Bu Mira berhenti dan terpaksa suaminya pun mengikuti. Di garasi terlihat seorang pria bule yang tinggi gagah dan ganteng tengah mencoba mobil yang baru saja diantar oleh petugas dealer.
Bu Mira tak kuasa menahan tangisnya dan berlari masuk ke rumahnya, meninggalkan suaminya yang pendek, berkulit hitam dan keriting sendirian di depan rumah tetangga cantiknya itu.
----------
#30harikonsistenmenulis
#ninsoe
#livezamannow
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE zaman NOW
General FictionAntologi cerpen yang berisi cerita ringan kehidupan sehari-hari di sekitar penulis. merangkum cerita antar gender, usia dan hubungan sosial yang amat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Selamat menikmati. * Saya mengikuti #30harikonsistenmenul...