Sarapan Kuota

10 6 0
                                    

Sudah ada tiga bulan terakhir Misno akrab dengan game online perang-perangan, ba'da subuh, istirahat kantor, selepas kerja menjelang makan malam disiapkan Nety istrinya yang ada dalam genggamannya adalah ponsel pintar miliknya.

"Paaah, makan malan udah siap nih." Teriak istrinya dari ruang makan.

Nagita putri mereka mendadak merengut menatap mata papanya tak juga lepas dari layar ponsel.

"Paa, besok Nagita ada lomba nari. Papa kan besok libur, Papa yang ambil foto nanti Mama yang rias wajah aku ya?"

"Heem" Misno tampak mengangguk dan masih menatap layar ponselnya.

"Pah! Kebangetan deh nyuap nasi masih main juga. Itu Nagita nanya Papa," Nety menyenggol lengan suaminya.

"Eeeh, iya iya..." Misno bergegas menyelesaikan makannya.

Nagita tambah merengut karena jawaban nihil ayahnya, ia juga menyelesaikan makannya dengan cepat tanpa bersuara. Setelah itu meraih piring kotornya, mencucinya sendiri lalu langsung masuk ke kamar. Nety hanya bisa menghela napas, ia tahu putri kecilnya kecewa.

Nety membereskan sisa makan malam mereka juga tanpa bersuara, hanya denting piring dan gelas yang terdengar di ruangan itu. misno masih duduk dan fokus pada permainan di ponselnya.

Bahkan ketika semua lampu dimatikan, Misno bergeming dan tetap fokus.

***

Panggung perlombaan telah riuh dan sorak sorai penonton semakin siang semakin meriah. Nety sudah selesai merias wajah Nagita dan siap menyaksikan aksi putri kesayangannya itu. setelah melepaskan Nagita kepada gurunya, ia segera keluar dan mencari-cari sosok suaminya di tenda wali murid. Tak ditemuinya juga wajah itu, jadi ia segera meraih ponselnya.

[Pah, dimana sih? Udah jalan belum?]

[Papa baru bangun, Ma. Ini lagi seru Mama telpon aja, ketembak deh Papa]

[Papa ngomong apa sih? Nagita nungguin nih, udah mau tampil dia.]

[Tampil apaan? Emang kalian dimana, bukan di rumah Eyang?]

[Ya ampun Papaaaaa, Nagita lomba nari siang ini. Mama juga udah kasih catatan di pintu kulkas kaaan?] Nety berteriak gemas, membuat dua orang wali murid lain menoleh ke arahnya.

Misno terhenyak dan menelan ludah, ia melirik cepat ke arah pintu kulkas berwarna abu-abu yang tak jauh darinya. Ada selembar kertas berwarna kuning tertempel di sana dengan tulisan yang cukup besar. 'Lomba dimulai jam sepuluh ya Pa, jangan lupa bawa kamera.'

Ketika ia menutup layar permainan, sepuluh panggilan tak terjawab dari istrinya sejak jam 7 tadi tampak menghiasi papan notifikasi layar ponselnya. Dan sekarang sudah jam 10.30.

***

Nagita masih diam di pojok kamarnya, matanya sembab karena menangis. Nety menyiapkan masakan kesukaan Nagita, ayam goreng dan sayur bayam dengan jagung manis pipilan. Tetap saja saat masakan itu singgah di meja belajar Nagita, tetap utuh hingga malam.

"Ma, bujuk Nagita dong." Misno merayu istrinya.

"Papa tuh ya, demi games anak istri dicuekin. Keterlaluan! Sekarang terima aja akibatnya, Mama nggak mau ikut-ikutan."

"Ma—"

"Apa lagi?" Nety bertanya ketus.

"Kuota Papa habis nih, boleh nggak isiin dulu. Kan Papa gajian baru besok pagi, please."

Nety tak menjawab, ia masuk ke kamar Nagita lalu mengunci pintunya. Misno menggaruk-garuk kepalanya dan menghela napas panjang. Dasar perempuan bisanya cuma ngambek, diam dan kunci pintu. Keluhnya di hati. Misno meraih kembali ponselnya lalu meletakkannya lagi ke meja, menjelang tengah malam barulah ia beranjak ke kamar dan tidur.

***

Dering alarm jam digital di samping ranjang terus berbunyi, Misno menggeliat dan meraihnya dengan sebal. Ia langsung terbelalak ketika melihat angka yang tertera di sana, pukul 08.00. Misno melesat secepat mungkin ke kamar mandi, sambil menggerutu kenapa Nety tak membangunkannya seperti biasa.

Pasti karena dia masih ngambek, huh!

Misno mengangkat tudung saji dan mendapati secarik kertas di sana. Sarapan, makan siang dan malam Papa sudah aku kirim subuh tadi. Jangan lupa transfer uang belanja, atau menu itu akan terus berulang seminggu ke depan! Kami ke rumah Eyang, mau curhat!

Misno berpikir sejenak lalu dirahnya ponsel dari saku celananya. Tiga pesan dari provider mengantar tiga notifikasi kuota data yang masuk, diiringi pesan berikutnya dari Nety. Selamat sarapan, makan siang dan makan malam.

Duh! Begini rasanya kelaperan dan menikmati sarapan istimewa persembahan sang istri ...kuota data.

"Tunggu –ke rumah Eyang –curhat? Aduuuhhh, gawat!" Misno mengacak-acak rambutnya yang telah kelimis oleh gel rambut. 

_________________________________

LIVE zaman NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang