Obrolan di ruang berukuran 3 x 3 meter itu tak penah sepi di kala sarapan pagi, Aryo bapak yang cukup ceria sedang Ninuk adalah tipe emak yang bawel. Ringgo dan Rindu adalah anak yang menuruni semua itu dari kedua orangtuanya.
Seperti biasa Ninuk menghidangkan nasi uduk yang dibeli di warung Bu Mus tetangga mereka, untuk sarapan pagi ini. Pincuk milik Aryo selalu berisi nasi, balado telur dan orek tempe ditambah dua sendok sambal kacang nan legit khas buatan Bu Mus. Untuk dirinya dan anak-anak, balado telur dan bihun goreng tak pernah ketinggalan.
"Rindu, kenapa makannya nggak semangat?" Ninuk menatap heran ke arah putrinya.
"Agak mual, Bu." Jawabnya memandang sendu ke arah piring nasi uduknya.
Aryo melirik ke arah bungkusan nasi uduk yang belum tersentuh sama sekali oleh putrinya itu.
"Ringgo, kamu tau apa enggak sarapan paginya anak Pak Waluyo?" tanya Aryo.
"Tau, Pak. Kan Sandy anaknya Pak Waluyo temen Ringgo di sekolah." Jawab Ringgo mengunyah semangat telur baladonya.
"Apa?"
"Mereka sarapan roti dan selai beraneka rasa, ada nanas, strawberry dan juga selai kacang katanya."
"Oooh, banyak sekali mereka siapkan jenisnya?" Ninuk menyuap nasi ke dalam mulutnya.
Rindu menatap ayah, ibu dan kakanya bergantian. Berusaha menerka dan berharap cemas kemana percakapan ini akan bermuara.
"Apa sesekali kita coba sarapan seperti itu ya?" tanya Aryo mengerutkan dahi, melirik istrinya.
"Beli roti dan selai?" Nunik ganti bertanya, Aryo mengangguk.
"Iyaa, biar sesekali ganti suasana. Siapa tau suasana hati juga ganti dengan lebih baik." Aryo memasang mimik jenaka yang membuat Rindu mengembangkan senyumnya.
***
Keesokan paginya, roti dan dua macam selai sudah siap di atas meja. Tak lupa teh manis hangat di teko berwarna biru, meja makan di rumah keluarga Aryo sudah tertata rapi layaknya di drama televisi.
Rindu adalah yang paling semangat mengoleskan selai kacang pada rotinya, ia juga menawarkan pada kakaknya untuk membuatkan sarapan dengan selai strawberry yang manis. Pagi itu mereka sarapan layaknya di rumah keluarga Pak Waluyo, orang berada yang berprofesi sebagai manajer perusahaan asing.
"Pak, hari ini Bapak akan keluar kota atau tidak?" tanya Ninuk cemas, karena suaminya adalah seorang supir pribadi bos besar di pabrik.
"Sepertinya begitu, wilayah Bogor dan mungkin paling jauh sampai Sukabumi. Kenapa?"
"Jangan lupa ditambah sarapannya, nanti Bapak lapar. Kan hanya makan roti."
"Kan roti juga karbohidrat, Bu." Protes Rindu.
"Iyaaa, tapi Bapakmu itu terbiasa makan nasi. Sudah, sudah ayo pada berangkat. Nanti kesiangan." Seru Ninuk pada suami dan kedua anaknya.
***
Siang harinya, Ninuk melihat Ringgo dan Rindu pulang dengan raut wajah kecewa. Mereka terlihat tak bersemangat.
"Kenapa ini kok pada cemberut?"
"Ulangan Ringgo dapat enam" putra sematawayangnya yang bertubuh gempal itu tertunduk lesu.
"Rindu juga." Sahut si bungsu lemas.
"Looooh, kok bisa?"
"Aku nggak bisa fokus, Bu. Perutku keroncongan. Haduuuh, pokoknya sekarang Ringgo mau makan." Ucap si sulung meletakkan tasnya dan langsung menuju ruang makan.
Rindu mengikuti jejak kakaknya tanpa bersuara, Ninuk mengerutkan dahinya sejenak. Ia menoleh karena pintu pagar rumahnya terdengar ada yang membuka, ia menemukan wajah suaminya di sana.
"Kok Bapak sudah pulang?"
"Sepertinya aku masuk angin, Bu. Tolong siakan air teh hangat ya."
Tanpa diperintah dua kali, Ninuk bergegas menyiapkan permintaan suaminya sekaligus makan siang di meja untuk Aryo.
Melihat ketiga orang tersayangnya lahap menyantap sayur asem dan tempe goreng tepung serta sambal terasi yang ludes, Ninuk geleng-geleng kepala.
"Besok mau disiapkan sarapan roti lagi?"
Ketiganya menggeleng serentak tanpa aba-aba, "Nggak!"
"Kalian itu loh, orang Indonesia cinta nasi. Belagak mau ganti roti dan selai, ujungnya lapeeerrr." Ninuk mencibirkan bibirnya.
------------------------------
#30harikonsistenmenulis
#ninsoe
#livezamannow

KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE zaman NOW
Ficção GeralAntologi cerpen yang berisi cerita ringan kehidupan sehari-hari di sekitar penulis. merangkum cerita antar gender, usia dan hubungan sosial yang amat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Selamat menikmati. * Saya mengikuti #30harikonsistenmenul...