01

1.9K 151 11
                                    

Happy Reading

Rentetan angka yang tertulis dipapan tulis. Membuat 12 IPS 2 pusing dibuatnya. Sedari tadi pandangan mereka memang terlihat fokus kedepan. Tapi, sayang padangan itu tak menangkap satupun cara kerja rumus tersebut. Kosong!!

Ada beberapa yang mengerti tapi, tetap saja dia juga pusing jika rumusnya terlalu banyak lika-likunya.

Sampai dimana Bell istirahat bunyi membuat mereka bersorak senang dalam hati. Akhirnya pelajaran yang buat pusing ini berakhir.

"Kantin atau gak?" tanya April yang dibalas gelengan oleh Libra.

"Gak deh, males gue. Kalau lo mau, pergi aja."

"Yakali lo sendiri disini, entar ada yang culik lagi."

"Ya ampun gak bakal ada yang culik gue, emang siapa yang mau culik gue coba? Gak guna banget yang culik gue," ujar Libra. Kenapa sahabatnya ini terlalu lebay. Masa hanya dikelas sendiri April khawatir.

"Iya juga yah," balas April seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Yaudah deh gue kekantin dulu," ujar April seraya beranjak dari duduknya. "Mau nitip?" Hanya dibalas gelengan oleh Libra.

Libra itu anaknya tahan banget gak makan sampai siang. Tapi, orang-orang sekitarnya selalu marah-marah karna Libra jarang makan. Libra tau kalau itu semua bukti mereka peduli.

"Kenapa lo gak ikut, April?" tanya Leo yang duduk di kursi April.

"Males."

Semenjak Libra dan Leo kembali bersama disatu SMA yang sama dan sekelas. Mereka berdua tampak begitu akrab dan berteman dekat baik. Bahkan semenjak kelas sepuluh, ada yang mengira mereka berpacaran karna saking dekatnya. Padahal, kenyataan hanya teman.

Kenapa bukan sahabat? Leo menganggapnya itu. Tapi, Libra yang hanya ingin disebut teman dekat, bukan sahabat. Bukan karna tidak mau tapi, Libra maunya lebih dari itu.

Tapi sayang, Leo tidak peka.

"Lo sarapan apa gak?" Libra menggeleng seraya mencoret-coret kertas paling belakang bukunya.

"Yaudah. Ikut gue, ayo!" Leo menarik Libra seraya beranjak dari duduknya.

"Kemana?"

"Makan bego."

"Ihh gak mau," Libra menyentak tangan Leo. Membuat Leo menggeram kesal. Kenapa Leo harus punya teman sekeras kepala Libra??!!

"Lo belum makan samaa sekali, Lili. Entar kal—," Dengan cepat Libra membekap mulut Leo yang sudah dipastikan akan mengomel seperti ibu-ibu komplek.

"Denger gue baik-baik. Leo, kita udah temenan sedekat ini dari kelas sepuluh, dan lo juga taukan dari dulu gue emang gini, males makan. Tapi, gue baik-baik aja kan sampai sekarang. Gak mati kan? Jadi udah yah. Gue tau lo peduli. Tapi, kalau laper entar gue juga makan sendiri kok, yakali gue nyiksa diri sendiri," tutur Libra menjelaskan semuanya.

"Bener yah entar lo makan? Jangan coba cari penyakit deh lo, Li."

"Lah? Yang nyari penyakit siape? Gue? Gabut banget gue penyakit dicari."

Leo mendengus mendengar ucapan yang keluar dari mulut Libra. "Maksud gue tuh—Ck, ngomong sama lo bikin naik darah. Udah deh mau ke Warung Mang Dono aja gue," ujar Leo seraya beranjak dari duduknya.

"Mau kemana, Le?" tanya April yang bertemu dengan Leo di depan kelas.

"Biasalah!!" kata Leo bernada.

April hanya membalasnya OH saja. Lalu masuk kelas dengan dua bungkusan nasi santan dari kantin.

"Makan!!" April menaruh bungkusan nasi itu didepan Libra yang masih mencoret-coret kertas.

Libra&Leo[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang