20

731 69 14
                                    

Aku ingetin vote dulu yah.

Ramaikan dengan koment kalian!!




"Libra, itu tuh!" heboh Leo.

"Apasih?" Libra jadi kesal sendiri karna Leo yang menarik-narik rambutnya.

"Itu tuh bencong yang godain gue tadi pagi." Tunjuk Leo kearah adik kelasnya itu.

Libra mengikuti arah tunjuk Leo. "Oh."

Leo menoleh ke Libra yang santai menanggapinya. "Kok, Oh doang?"

"Yah terus gue harus bilang Wow gitu?"

"Iya, harus!"

Libra menjinjit. "WOW!!" semprot gadis itu tepat depan muka Leo.

"Anjir gerimis." Leo mengusap mukanya.

"Nih yah. Yakali sesama bencong takut," kata Libra langsung ditatap tajam oleh Leo.

"Lo katain gue bencong?" Leo menggelengkan kepalanya. "Gila, Li. Gue lakik gini, lo katain bencong."

"Iyain dah biar fast."

Libra dan Leo sekarang berjalan ke arah kantin untuk menyusul Virgo, Bian, April dan Juni yang sudah lebih dulu ke Kantin.

"Makanan siapa nih?" tanya Libra saat duduk didekat Juni.

"Gak usah sok-sok nanya deh," celetuk April membuat Libra terkekeh.

Jelas-jelas sebelum kekantin Libra dan Leo sudah menitip agar dipesankan makanan terlebih dahulu. Jadi bila mereka berdua sudah dikantin langsung makan saja.

Mereka makan seraya bersenda gurau.

"Bebek, Bebek apa yang kakinya empat?"

"Mana ada Bebek kakinya empat anjir," ujar Virgo kesal.

"Tau lo, Le." Timpal Libra.

"Gak ada yang bisa jawab nih?"

"Donal Bebek!" tebak Juni.

Leo menjentikkan jarinya kedepan muka Juni. "Bener. Gila cuma Juni yang pinter disini."

"Oh jelas." balas Juni dengan sombongnya.

Bian menggeleng-gelengkan kepalanya. "Juni, udah ternodai dengan kegilaan Leo."

Mereka melanjutkan makanannya karna lima menit lagi bell masuk akan berbunyi.

Setelah makan mereka mengantar Juni dulu kelasnya yang memang tetanggan dengan kelas mereka. Saat dijalanan Juni tidak sengaja disenggol oleh adik kelas.

"Maaf, Kak." Juni mengangguk ramah.

"Lo kalau jalan hati-hati dong!" kata Leo dengan nada ketus kepada adik kelasnya.

"Udah, Le. Dia kan udah minta maaf." Libra menarik Leo yang memajui adik kelas itu.

"Iya, Le. Udah lagian dia gak sengaja, udah minta maaf juga," kata Juni yang ikut menarik Leo.

"Gak usah diperpanjang, Le." sahut Bian.

Leo menoleh ke Juni. "Lo gapapa kan?" Juni mengangguk.

"Santai, ini cuma disenggol biasa, Le."

Leo anaknya memang seperti itu. Akan marah jika salah satu sahabatnya disakiti oleh orang lain. Baru dienggol saja sudah marah apalagi kalau lebih. Bisa habis orang itu ditangan Leo.

Setelah insiden kecil tadi mereka kembali kekelas.

Sejak tadi, Libra menguap dengan mata yang tinggal lima wat. Sebenarnya yang merasakan kantuk seperti ini bukan hanya Libra saja, tapi semua sekelasnya. Bagaimana tidak, pelajaran terakhir ini adalah Sejarah.

Libra&Leo[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang