40

528 102 43
                                    

Tinggalkan jejak berupa vote dan koment






















"Ke kantin?" tanya April saat sudah lima menit yang lalu bell istirahat berbunyi.

Libra menaruh telunjuk jarinya di dagu tampak berpikir. "Kayaknya gue mau ke toilet dulu."

"Ngapain?"

"Menurut lo?" tanya Libra balik.

"Boker lo?"

Libra menggeleng. "Boker mulu, bukanlah. Kebelet pipis gue."

"Oke! Tapi kali ini gak bisa gue temenin. Suami gue udah nunggu dikantin," kata April seraya tersenyum geli.

Libra mendelik. "Suami? Baru juga pacar."

"Sirik aja lo, jomblo!" balas April menjulurkan lidah ke Libra lalu berlari sebelum Libra mengamuk kepadanya.

"Sialan!" umpat Libra.

Lalu Libra berjalan cepat menuju toilet.

Beberapa menit di dalam toilet. Libra keluar dengan lega.

Libra akhirnya pergi. Berniat menyusul April dan yang lainnya di kantin. Namun langkahnya terhenti saat melewati taman belakang.

Libra mengernyit saat melihat dua orang yang dikenal membelakangi dirinya yang tengah berbicara.

Karna penasaran akhirnya Libra sedikit mendekat. Berdiri didekat tembok untuk mendengar semuanya. Sebenarnya ini hal yang tidak sopan mendengar percakapan orang lain secara sembunyi-sembunyi seperti ini. Namun apa daya Libra sudah di kuasai oleh rasa penasaran yang tinggi.

"Le, Libra tau kalau kita pacaran?" Tanya Juni yang duduk disebelah Leo.

Leo menggeleng. "Gak."

"Harusnya mereka semua tau," balas April.

"Kita emang pacaran, t——"

Seolah tau apa yang akan di ucapkan Leo. Juni pun lebih cepat memotong. "Iya tapi gue pacar lo!"

"Iya! Gue tau lo pacar gue," ucapan Leo terhenti saat tak sengaja melihat Libra yang berdiri di dekat tembok dengan wajah yang sulit Leo artikan.

Libra terkesiap dengan apa yang yang didengarnya barusan. Mereka pacaran? Sejak kapan? Jadi yang dibilang Reno waktu itu benar.

Leo beranjak dari duduknya mendekat ke arah Libra yang tak bergerak sedikit pun.

Leo meraih sebelah tangan Libra namun segera di hempas gadis itu.

"Sejak kapan?" tanya Libra dengan wajah datar.

"Udah lama." Bukan, b noukan Leo yang menjawab tapi Juni.

Libra menggingit bibir bawahnya kali ini ia menatap Leo dan Juni bergantian. Lidahnya terasa kelu hanya untuk sekedar mengeluarkan satu kata.

Libra menarik napas panjang lalu membuangnya pelan, dirinya mencoba untuk terbiasa saja meski ada rasa sesak yang untuk kesekian kalinya ia rasakan.

Libra tersenyum setelah beberapa menit menetralkan dirinya. "Oh. Selamat."

Kata yang keluar dari mulut Libra membuat Juni tersenyum manis. Namun, lain hal dengan Leo yang tampak kaku berdiri di depan Libra dengan tatapan panik.

"Maaf gue lancang nguping tadi," ujar Libra lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Leo tak tinggal diam. Ia mengejar kemana arah Libra pergi, tidak peduli Juni yang terus meneriaki dirinya.

Libra&Leo[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang