lia.
graduate
—• betterjang —•
"maafin bunda ya nak, gabisa hadir pas wisuda kamu.." begitu kalimat itu terlontar dari sebrang sana bahu keira menurun.
Namun sebisa mungkin ia tetap tersenyum dengan tetap fokus dengan langkahnya.
"gapapa bunda, keira doain bunda cepat sembuh. Setelah wisuda keira bakalan pulang buat jenguk bunda." Ucap keira.
Kekehan sang ibunda terdengar di dalam telfon, "sama tunangan mu ya?" ledeknya.
Seketika langkah keira berhenti, ia menghela nafas kasar guna menetralkan emosi.
"bunda..."
Lagi, kekehan itu terdengar sedikit lebih kuat kali ini, "selamat ya anak bunda.. terima kasih sudah melakukan yang terbaik.."
Setelah itu panggilannya terputus karena koneksi jaringan yang kurang baik.
Kedua netra gadis itu masih menatap ponselnya yang menampilkan recent call pada layarnya.
"ra, what you waiting for?" keira terlonjak begitu bahunya di senggol.
Ia menoleh dan mendapati mark yang tengah tersenyum namun dengan wajah yang sedikit penasaran.
"gaada, abis telfonan sama bunda tadi." Ucapnya yang dibalas anggukan dari pria bermarga lee itu.
Mereka kembali melangkahkan kakinya menuju gerbang utama kampus, selepas menerima hasil sidang dan tanggal penentuan wisuda semua mahasiswa menjadi sedikit melanklonis.
Begitu dengan keira dan mark, yang orang tuanya sama sama tidak bisa menghadiri acara kelulusan anak anaknya.
"makan siang yuk ra, mungkin buat terakhir kalinya." Gadis itu sontak menoleh kearah mark dan menatap pria itu dengan horror.
"what?"
Mark terkekeh, ia baru sadar kalau kalimatnya sedikit ambigu, seakan-akan ia akan meninggalkan dunia ini untuk selamanya.
"gue ceritain nanti pas udah sampe."
Sesampainya mereka di sebuah restaurant kesukaan mark, keadaan masih sedikit hening, gadis Bernama keira itu masih enggan membuka suara.
Membuat mark menjadi sedikit tak enak hati untuk mengungkapkan apa yang ingin ia sampaikan.
"ra, gue bakalan balik ke kanada setelah acara kelulusan." Netra mark tidak beralih sedetikpun dari wajah rupawan keira.
Perempuan yang semula menunduk itu kini mendongak untuk menatap manik hazel milik mark.
"kenapa?" tanyanya penuh penekanan.
"beberapa saudara gue mulai mengakui keberadaan gue, dan sadar atas kelelaian mereka selama ini." Ucapnya yang diakhiri helaan nafas berat.
"gue berterima kasih banyak sama bang johnny yang mau mengurus gue waktu itu, bahkan Bersama tanggungan yang gue punya, adik gue. Dan lo ra, gue berterima kasih banget karena udah mau jadi sosok hangat pengganti bunda gue." Pelupuk mata mark mulai mengeluarkan air mata.
Pria itu gengsi, ia tidak berniat untuk menangis, namun entah mengapa sulit untuk mengungkapkan segalanya.
"selain itu, lo jadi satu-satunya alasan mengapa gue harus hidup sampai saat ini.." helaan berat itu lolos bersamaan dengan air mata mark, "I like you more than friend ra, sorry."
KAMU SEDANG MEMBACA
parenthood | Johnny seo✔️
Fanfic"papiiii, ngapain sih? kok dapur nya ngebul?!" -Jiwoo "pokoknya echan mau sama buna ajasih Pi, minta masakin nasgor." -haechan. "e-eh?" -keira. "maaf ya, harus ngerepotin kamu lagi. mending sekalian daftar jadi ibu dan istri aku, biar gampang." -joh...