╭BONUS CHAPTER╮

767 98 12
                                    

lia.

pt.2


"SIALAAANNN! SENDAL GUA NGAMBANGG!"

Pria pemilik surai keemasan dan tubuh paling mungil dari teman yang lain nya, berteriak melengking saat sandal pantainya dengan sengaja dilempar oleh Haechan.

Sang pelaku terkikik geli melihat bagaimana tingkah Renjun saat tersulut emosi, pria itu justru terlihat menggemaskan saat marah.

"AMBIL GAK?!" Haechan yang tersentak karena pekikan itu menurut dengan sendirinya.

Jaemin dan Jeno yang berniat menjahili Pria Nakamoto itu mengurungkan niat mereka, melihat bagaimana marahnya Renjun.

"Jangan marah-marah mulu nape jun, lagi liburan gini mah chill aja yakan?!" Jaemin berucap sambil merangkul pundak Jeno dengan santainya.

Sedangkan pria itu masih terlampau sebal dengan kelakuan Haechan tadi, Ia hanya bisa mendengus sabar, walau tak sepenuhnya sabar.

"Sorry elah njun, Abisnya kagak seru kalo gak bikin lo emosi," Sambar Haechan yang baru saja kembali dengan keadaan Celana dan kaos yang sudah setengah basah.

"Bodoamat bangsat."

"Heh Heh! mulutnya yee," Jiwoo yang datang dari arah belakang Jeno sambil membawa Es Kelapa yang baru saja ia beli.

Gadis itu segera meletakan nampan berisi beberapa gelas berisi minuman menyegarkan itu diatas meja pantai yang tersedia.

Keempat pria disana masih mengamati, tanpa ada minat membantu Jiwoo untuk merapihkan kursi-kursi agar mereka bisa duduk melingkar bersama.

"Buna kemana?" Tanya Haechan dengan tatapan mencari-cari keberadaan sang ibunda.

Jiwoo menyudahi acara merapihkan kursi-kursi pantai itu, lalu menoleh ke arah saudara kandungnya.

"Gatau, yang pasti kita gausah ganggu acara orang gede," Balas gadis itu dengan nada sedikit menyindir.

Faktanya memang begitu, alasan mengapa Jiwoo memilih bergabung diantara keempat remaja pria itu adalah ulah sang papi yang selalu tak ingin mengalah.

Padahal Jiwoo sudah tekankan, ia akan menghabiskan waktu bertiga bersama Keira juga Sowon—ibunda Jeno, Calon mertuanya.

Tapi nasi sudah menjadi bubur, Sang papi terus merengek pada keira agar mau menghabiskan waktu bersama, dengan embel-embel, Mereka itukan Pasutri baru.

Dan berakhir dengan Jiwoo yang mencibir sebal, lalu menjauh dari keempat orang dewasa itu, dan menghampiri keempat remaja gabut.

"Gimana? katanya mau bikin cover lagu slur," Haechan menimpali, pria itu sudah duduk lebih dulu di kursi yang sudah dirapihkan oleh Jiwoo sebelumnya.

"Eh gaada gaada! disini buat Jeno! lo disana aja tuh," Jiwoo mengusir Haechan yang hendak duduk di kursi sebelahnya.

Sang adik hanya bisa menghela nafas sabar, ia bangkit lalu duduk di kursi paling ujung—yang jauh dari posisi Jiwoo juga Jeno.

Ia cukup lelah menghadapi Papi dan juga Saudarinya yang tiba-tiba berubah menjadi Bulol.

Jeno duduk dengan damai di samping Jiwoo, di lanjutkan dengan Jaemin dan Renjun.

"Gila ya lo? yang ada suaranya mendelep, kemakan suara desiran pantai." Sewot Renjun yang duduk sambil menyesap Es Kelapanya.

"Kalo gak ntar malem aja gimane? Katanya kan mau barbeque-an tuh di atap," Saran milik Jaemin kembali menjadi pertimbangan ketiga teman prianya.

parenthood | Johnny seo✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang