1O

1K 160 2
                                    

©lia

Kebiasaan

Sudah terhitung 3 hari sejak Keira tinggal di kediaman keluarga Seo.

Tak banyak yang berubah, hanya sebuah perlakuan-perlakuan hangat yang mereka berikan kian mengental membuat Keira nampak lebih nyaman.

Pagi ini kebetulan Keira bangun lebih awal, ia sudah lebih dulu menyibukkan diri di dapur milik keluarga Seo, untuk membuat sarapan ringan.

Gadis itu juga mendengar kalau Jiwoo dan Haechan akan kembali aktif menimba ilmu di sekolah.

Saat tangan indah Keira mencoba menata roti isi kedalam dua kotak makan milik anak-anak ia dikejutkan dengan tangan Johnny yang tiba-tiba menyerobot kotak makannya.

"sudah berapa kali saya bilang untuk ga kerja berat-berat dulu, hm?" ucapannya begitu tenang, tatapannya juga terfokus pada roti isi yang Keira buat, sama sekali tak ada kesan marah atau kesal.

"hm, saya fikir tangan saya sudah tak begitu sakit hanya untuk sebuah sarapan pagi." kini Johnny berdecak, ia membuat tubuhnya sejajar dengan Keira.

"kamu boleh bilang begitu pagi ini, tapi kamu gatau resiko yang kamu dapat nantinya." Keira tersenyum untuk meyakinkan Johnny.

"saya udah jauh lebih baik kak. Bahkan sepertinya besok saya bisa tinggal dirumah saya lagi." bukannya meneruskan kegiatannya menata roti kedalam kotak makan, Johnny justru menatap Keira tak percaya.

"sejak kapan kamu dapat izin saya untuk tinggal sendiri lagi?" netra Johnny memicing, mencoba untuk menyudutkan Keira.

"kak, saya merasa terlalu membebankan jika ter—

Ucapan Keira segera terbungkam setelah Johnny memeluk tubuhnya erat-erat, harum dari parfum mahal milik Johnny sangat erat menyentuh indera penciuman milik Keira.

"sampai kapanpun kamu bukan beban untuk saya, kamu adalah tanggung jawab saya setelah anak-anak saya.. ingat kata-kata saya, saya akan marah jika kamu berkata seperti itu lagi." pelukan dilepas oleh Johnny, netra secoklat madu itu menatap Keira lurus-lurus.

"kamu bangunin anak-anak aja, biar saya yang terusin masakan nya." tanpa bantahan Keira mengangguk, ia menelusuri anak tangga.

Sesekali ia merasakan detakan jantung nya yang semakin tak karuan belakang ini.

"buna!" belum sampai di depan pintu kamar, sebuah pelukan hangat dari Jiwoo sudah mengejutkannya.

"loh, Haechan? Belum bangun?" Jiwoo menggeleng samar, ia kembali sibuk merapihkan rambutnya yang dominan harum buah-buahan itu.

"kalo gitu Jiwoo kebawah duluan aja, tolong bantu papi nyiapin makanan. Biar buna yang bangunin haechan." seulas senyum milik Keira membuat Jiwoo mengangguk patuh.

"siap!"

Setelah Jiwoo telah benar-benar turun Keira kembali melangkahkan kakinya menuju kamar Haechan, mengetuk pintunya beberapa kali.

Tak ada jawaban apapun dari sang empu, keirapun memilih membuka pintu yang tak dikunci itu, dan menampakan haechan yang masih betah bersembunyi dibalik selimut hangatnya.

parenthood | Johnny seo✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang