Krist belum sadarkan diri juga, padahal ia susah pingsan selama 4 jam. Dari jam 9 pagi sampai jam 2 siang yang artinya sejam lagi kuliah selesai.
Semuanya khawatir terhadap Krist, apalagi melihat dirinya yang banyak kehilangan darahnya.
"Maaf, nong Krist kehilangan banyak darah, jadi kayaknya dia bakal lama siumannya."
Petugas kesehatan disana mengatakan itu. Dan benar saja Krist sudah pingsan lama, biasanya ia pingsan paling lama itu 2 jam.
"Sat! Bangsat! Anjing! Awas aje lo Singto! Gue.. gue benci lo!" Geram New melihat Krist berbaring lemah disana.
"Sabar New, kita semua juga khawatir sama Kit, tapi jangan terlalu emosi ya? Nanti malah bikin masalah lagi." Tenang Tay.
"Gue... hiks... gue tau... t-tapi kith...."
New menangis di depan ruangan tempat Krist berbaring disana. Tay yang tak tega memeluk New dan berusaha menenangkannya.
"Hiks papii.. kit" Gun ikut menangis dan memeluk Off.
"Stt, tenang ya sayang, semuanya pasti baik kok, kita berdoa aja yang baik buat kit"
"Phi baii..."
"Sini Winnie sayang."
"Gulf sini." Panggil Mew.
"Aihh apaan sih phi mew!" Tolak Gulf sambil berusaha menutupi air matanya, namun ia tetap memeluk Mew.
"Cyaa! Hiks phi guee"
"Tenang yaa, nanti kita kasi tau bibi baik baik, pasti semuanya baik, tenang ya?"
"Gue gimana? Gue harus nangis pojokan gitu?" Joss jengah melihat semuanya menangis sambil saling berpelukan, hanya dia yang tidak.
"Diem lu!" Ujar para top, chysa juga woy!
Joss menghela napasnya. Ia melirik Krist dari luar ruangan sana. Ini sudah jam terakhir tapi Krist tak kunjung bangun juga.
Tak lama seorang petugas disana keluar sambil membawa secarik kertas. Biasanya itu berisi laporan pasien disana.
"Permisi, temen temennya Krist Perawat kan?"
"Iya buk."
"Nah ini tentang Kristnya. Karna Krist lama belum siuman, kayaknya kita harus bawa dia ke rumah sakit. Nanti saya bicara sama pihak berwajib disini ya."
"Hiks, Kit belum bangun juga bu? Hiks hiks kit... hiks kit mau dipindahin kemana?" Isak New.
"Ke rumah sakit kota, tenang aja, saya udah menghubungi pihak disana juga."
"Khap bu, makasi banyak na." Ujar Joss.
"Iya nak, sama sama. Saya permisi dulu."
"Sawadeekhap/kha"
.
.
.*
Napas manual
*
*.
.
.Disisi lain, Singto tengah frustasi di kondonya, ia bahkan belum mengganti bajunya. Ia duduk di pinggiran ranjang sambil menunduk dengan tanganya yang menjambak rambutnya frustasi.
"Aarrgghh!!!"
"Gue salah... hiks gue salah" lirihnya.
"Kit sakit... karna gue hiks"
"Gara gara gue... hiks karna gue"
"Hiks hiks aaarrrgghhh"
Sedari tadi hanya itulah yang diucapkannya. Kepalanya sudah berdenyut akibat jambakannya sendiri. Ia menangis sejadi jadinya sambil menyalahkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Unique (singtokrist) {On going}
FanfictionKrist Perawat seorang mahasiswa angkatan ke 2 jurusan ekonomi di salah satu universitas Thailand. Pria manis berkulit putih dan memiliki senyuman manis melebihi gula, tampak manis, tampan, cantik, tegas, imut di satu tempat. Dia siswa yang biasa saj...