22.

535 73 10
                                    

"Pond! Ini udah bener kan jalannya?" Tanya Singto khawatir.

"Beneer... udah kalian ikutin aja! Gue gaakan macem macem kok."

"Tapi keliatannya asing..." ujar Luke.

"Iya iyalah asing bagi lo! Emang lo pernah kesini?"

"Yaa enggak si. Iya juga ya hehe.."

"Udah jangan cerewet!!"

"Phi pond jangan gitu, phuwin nda suka..."

"Eh saayaang, iya maaf yah?"

"Dih bucin!" Ujar Singto dan Luke.

"Dari pada lo jomlo! Iri? Bilang babi!"

"Phi pooond!"

"Maaf sayaang..."

"Dahlah..."

"Makanya diem."

Singto dan Luke membuat gerakan seperti menutup mulut. Pond hanya menatapnya agak jengkel. Pasalnya ia berniat menolong kedua orang ini, tapi malah diperasangka buruk.

Padahal mereka baru bertemu, tapi rasanya mereka sudah bersahabat bertahun tahun, bahkan melebihi beberapa orang yang berhasabat lama tapi masih canggung (gue contohnya).

Sedangkan Phuwin, pacar Pond yang polos seperti anak kecil tapi nyatanya sudah kuliah ini juga mengherankan. Benar benar polos. Berkata kasar pun ditegur olehnya, walaupun mengumpat anjing ke arah anjing.

Pond menuntun Singto dan Luke menyusuri lorong tadi. Singto dan Luke waswas, takutnya Pond ini orang jahat. Tapi pikiran buruknya mereka tepis saat sampai ditempat yang familiar, lorong tadi, dekat jalan.

"Liatkan? Gue bukan orang jahat." Ejek Pond.

"Hehe... iyaaa kita minta maaf." Ujar Singto.

"Iya Pond, gue juga minta maaf." Ujar Luke menimpali.

"Phi Pond ngapain kesini?"

"Kan nganterin mereka sayaang."

"Oohh... sekarang udah boleh balik?"

"Au, kenapa N'Phuwin cepet cepetan banget?" Tanya Luke.

Pond menatap tajam ke arah Luke.

"Phi Pond sama Phuwin kan mau nyari anak anjing tadi, jadi Phuwin mau cepet biar dapet anak anjing juga biar cepet..." jelas Phuwin.

"Ooh, oke deh. Makasi ya." Ujar Luke.

"Iya Pond, Phuwin, makasi ya. Semangat carinya." Timpal Singto.

"Iyaa, ati ati! Awas nyasar lagi! Gue gaakan bantu!"

"Phi Pond jangan gitu~"

"Ah maaf sayaang."

"Bye buciiin!!"

Luke dan Singto berlari sebelum Pond murka dengan mereka berdua. Hari sudah sore, sekitar jam setengah 6 an lah. Luke dan Singto berjalan kembali ke area kafe tadi, karena mobil Luke parkir disana.

Singto ikut, soalnya tadi dia kesini naik taxi. Bukan karena ia miskin bukan! Yakali bapak singa dibilang miskin! Itu karena ia mager, mobilnya masih di cuci, motornya juga. Tenaang, udah bilang kok sama Lukenya.

Mobil dilajukan dengan kecepatan normal. Mobil melaju membelah jalanan kota bangkok yang mulai mulai menggelap.

Sesekali keduanya berbincang ringan, sembari menikmati perjalanan. Sampai tibalah mereka di lampu merah, dekat pasar malam.

Manik tajam Singto tak sengaja melihat Krist yang tengah bermain dengan Joss. Bagaimana ia bisa tau kalau itu Krist? Karena kekuatan bucinnya sampai ke ubun ubun😎

Be Unique (singtokrist) {On going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang