23.

597 76 7
                                    

Sejak aaat itu, mereka terus saja melakukan sesuatu yang membuat cemburu satu sama lain.

Seperti saat ini, mereka berempat masuk kuliah seperti biasa. Saat ini jam  istirahat. Tapi kantin rasanya menjadi medan pertemburan bagi keempat bujang ini.

Krist tengah duduk dengan Joss di bangku yang sama dengan makanan dan minuman sudah tersedia menemani mereka. Begitu juga dengan Singto dan Luke. Mereka berdua duduk bersama juga, tepat di samping bangku Joss dan Krist duduk.

Singto dan Luke geram, saat Joss dan Krist saling suap suapan nasi goreng dan berbagi minuman, diiringi gelak tawa dari mereka berdua.

Tak mau kalah, Singto sengaja membelepotkan krim bolu yang dimakan, lalu Luke mengelapnya menggunakan jari jempol miliknya, lalu dimasukkan ke mulut.

Jujur Singto dan Luke menahan geli, ingin muntah, tapi mereka harus terlihat mesra natural. Tak boleh kalah dari Joss dan Krist.

Joss dan Krist ikut geram. Krist meluruskan sebelah tangannya lalu digenggam oleh Joss, sambil diusap usap pelan. Berbeda dari Luke dan Singto yang menahan jijik, Joss dan Krist aktingnya benar benar sempurna. Semakin membuat Singto dan Luke kesal.

Luke dan Singto memutar otaknya. Memikirkan bagaimana cara membalas Joss dan Krist ini. Luke berdiri kemudian berpindah duduk ke sebelah Singto. Ia menempelkan tubuhnya, Luke memasangkan earphone ke telinga Singto sambil tersenyum,akting, lalu mengacak surai Singto.

Joss dan Krist kesal lagi. Ingin membalas tapi sialnya bel masuk telah berbunyi. Dengan tingkat kekesalan yang masih tinggi Krist berjalan ke arah kelasnya diiringi oleh Joss.

Luke bergegas menuju fakultasnya yang lumayan jauh. Singto hanya menggelengkan kepalanya. Sungguh Luke itu unik. Rasa cintanya mengalahkan semua dalam dirinya.

Dimana sahabat sahabat Singto dan Krist yang lain? Mereka tak mau ikut campur. Dari auranya saja terlihat jelas keempat bujang itu tengah bertempur. Jadi mereka mengambil jalan aman, mending pdktan sama crush dan pacar masing masing muehehe.

.
.
☆♡☆
.
.

Kulaih hari ini telah usai. Baru saja ia  keluar dari kelasnya, ingin keluar dari gedung fakultasnya, saat di koridor Singto di buat geram melihat Joss yang menjemput Krist.

Singto merogah saku celananya mengambil ponsel lalu mencoba menghubungi seseorang. Siapa lagi kalau bukan Luke.

Tut.

Panggilan tersambung.

"Apaan njing?!"

"Cepet sini su. Si extrajoss jemput Kit disini, lo juga harus jemput gue."

"Haruskaah? Males gue."

"Sekarang, atau Joss lo ilang?"

"Wait! Oke oke otewee!"

"Cepet njing!"

"Iya lo tunggu. Gue lari sekarang."

"Oke gue balik dulu, biar drama."

"Serah lo lah babi."

Tut.

Panggilan terhenti.

Singto berbalik masuk lagi ke arah kelasnya. Luke dari sana segera bergegas menuju gaultas ekomoni dengan jurus langkah seribu miliknya. Ia berlari sekencang mungkin supaya Joss masih disana.

Dan benar saja, Joss baru ingin menuruni tangga terarkhir di gedung itu, ia berpapasan dengan Luke. Senyumnya merekah kala Luke berlari ke arahnya. Namun, suara seseorang yang paling ia musuhi merusak senyuman yang tadinya merekah. Ditambah lagi ternyata Luke menghampiri orang itu bukan dirinya.

Be Unique (singtokrist) {On going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang