Hari berganti, dan Krist masih sama menjauhi Singto begitu pula dengan sahabat sahabatnya. Dan Singto terus saja tak bisa tenang akan hal itu, apalagi saat kedua gadis waktu itu tampak begitu akrab dengan Krist.
Singto duduk di meja taman dekat lapangan. Ia mengaduk-aduk minumannya tanpa minat sambil terus melamun entah apa yang ia lamunkan.
Sebenarnya ia bolos mata kuliah hari ini. Tapi jam pertama ia mengikuti. Helaan napas tak henti-hentinya ia hembuskan dari mulut dan dari hidungnya.
"Gue kenapa sih?" Tanyanya pada diri sendiri.
"Kenapa ya? Rasanya sepi, kayak gue sendirian banget." Lanjutnya bergumam.
"Ck, si bocah gay itu juga ikut ikutan ngejauh, kenapa sih? Gue gaada salah perasaan."
"Huuffhhh... apa gue minta maaf aja ya sama si off? Tapi entar image gue jelek lagi. Hihh..."
Ia terus bergumam tak jelas. Bosan, ia meletakkan kepalanya di meja dengan tangannya sebagai bantalan.
Desiran angin hangat menerpa wajah tampan tan itu. Perlahan menghanyutkan, suasana yang damai karena para mahasiswa yang lain tengah mengikuti mata kuliah.
Singto memejamkan matanya, menikmati terpaan angin di wajahnya. Suara desakan pohon menambah ketenangan disana.
Perlahan Singto membuka matanya. Ia menghela napas lagi dan bangun dari meja. Ia diam sejenak. Lanjut ia meneguk minumannya yang sedari tadi menemaninya.
"Ya, gue harus ngelakuin itu"
.
.
.Saatnya jam istirahat. Para mahasiswa berhamburan keluar kelas. Ada yang ke kantin, mencari teman yang beda kelas, ke perpustakaan dan lain lain.
Krist dan lainnya kini tengah berjalan menuju kantin. Sambil berjalan, sesekali mereka bergurau. Orang orang sekitar tak menghiraukan mereka karena mereka bukan mahasiswa populer.
Sampai di kantin, sudah ada Off, Tay, Bright, dan Mew duduk di meja pojok kantin sambil melambaikan tangan. Krist, Gun, New, Win ,dan Gulf langsung menuju kesana.
Krist, Gun, New, Win, dan Gulf duduk di bangku yang sama, sedangkan Off, Tay, Mew, dan Bright duduk di seberangnya. Di meja sudah ada makanan dan minuman pesanan seriornya itu.
"Eh gaes gue mau mesen makan dulu ya." Ujar New.
"Ikut." Ujar Win.
"Lo gosah ikut. Nih.... gue tadi pesenin buat lo." Ujar Bright menyodorkan makanan.
"Iisshh. Makanan sisa." Cibik Win.
"Sisa apanya. Inni baru, belum gue sentuh. Terima pokoknya. Gue ga nerima penolakan."
"Ih, iya deh iyaa."
Bright terkekeh kecil kemudian mengacak rambut Win dengan sayang. Dan yang lainnya hanya berekspresi aneh. Apa mereka hanya angin?
"Ehkhem... dulu siapa nihh, yang bilang gaakan tertarik sama bocah manis." Sindir Off.
"Sat! Iya iya gue ngaku nelen ludah sendiri." Sahut Bright.
"Lu mau kemana hin?" Tanya Tay pada New.
Tay memanggil New 'hin' semenjak mereka berteman mulai hari dimana Off terisak di pelukan Gun saat itu. Dan 'hin' artinya batu, soalnya New itu keras kepala bagi Tay.
"Ya suka suka gue mau kemana."
"Dihh gue nanya baik baik juga ya sat!"
"Yang nyuruh lu sewot siapa hah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Unique (singtokrist) {On going}
FanfictieKrist Perawat seorang mahasiswa angkatan ke 2 jurusan ekonomi di salah satu universitas Thailand. Pria manis berkulit putih dan memiliki senyuman manis melebihi gula, tampak manis, tampan, cantik, tegas, imut di satu tempat. Dia siswa yang biasa saj...