24.

560 69 19
                                    

"Hai homo..."

Seorang wanita senior Krist, seangkatan dengan Singto dengan memakai baju kemeja lengan putih, rok hitam ketat agak pendek, rambut pirangnya yang terurai, jangan lupakan riasan wajah dan eksresinya ini benar benar mengesalkan.

Saat ini Krist tengah berada di kursi taman dekat gedung fakultasnya. Ia tak bersama Joss, karena Joss masih ada jam mata kuliah hari ini.

Tiba tiba saja wanita tadi menumpahkan minuman dingin di kepalanya lalu mengatakan hal tadi. Untungnya buku dan tas beserta hp nya tak terciprat minuman tadi.

Krist kesal. Tekadnya untuk membalas orang orang yang telah merendahkannya membara. Ingin rasanya ia menampar wanita ini, tapi Krist bukanlah orang yang langsung lancang seperti wanita ini.

Krist berdiri menatap wanita itu dengan kesal. Lalu ia mencoba memberikan senyum menjengkelkannya.

"Hai juga... lonteh.."

Byurr

Krist membalas wanita itu dengan menumpahkan pinkmilk miliknya. Wanita itu tergelonjak kaget, apalagi kini wajahnya lengket, baju kemeja putihnya juga cacat berwarna pink.

Krist segera membersekan barang barangnya lalu beranjak dari sana, sambil menyenggol pundak wanita tadi yang masih cengo.

Seperginya Krist dari sana. Wanita itu berteriak tak suka. Pasalnya banyak oasang mata melihatnya di sirami minuman oleh Krist tadi.

Ia menghentak hentakkan kakinya, diikuti tangannya juga bergerak kesal. Ia menjambak surainya lalu beranjak dari sana dengan kesal.

"Awas aja lo homo! Amp bakal kasi pelajaran!"

.
.
.
.

"Phi Joss!"

Panggil Krist dari kejauhan. Ia segera menghampiri Joss dikantin, lebih tepatnya di kedai minuman disana.

Joss membalas Krist dengan lambaian tangan. Ia menunggu Krist yang mendekatinya.

"Phi pesen apa?" Tanya Krist berbasa basi.

"Seperti biasa. Americano."

"Ihh pahit."

"Haha ngga kok. Eh, baju kamu kenapa basah?"

"Ooh, tadi, ada orang ngeselin tiba tiba nyiram Kit pake minuman dingin. Jadi basah deh." Krist menjelaskannya laku cemberut.

"Udaah, gapapa. Ntar phi hajar deh orang orang yang nyakitin Kit itu."

"Jangan phi. Kasian."

"Aah Kit emang anak baik yah."

"Ya iya dong haha."

"Pesanan americanonya nak."

"Ah makasi bu. Ini uangnya."

"Bu saya pesen pink milk satu."

"Lho, bukannya tadi nak Krist udah beli ya?"

"Iya bu, tadi tumpah hehe."

"Ooh oke. Sebentar saya buatin."

Krist menunggu disana, ditemani oleh Joss. Keduanya berbincang ringan sampai pinkmilk Krist datang. Keduanya berjalan beriringan menuju sebuah meja bangku di kantin itu.

Tanpa mereka sadari, dua pasang mata tajam sedari tadi mengawasi mereka dengan tak suka. Dua pasang mata itu adalah Luke dan Singto.

Mereka berdua memutar otak mereka. Sebuah ide muncul di otak Luke yang tak seberapa. Lalu ia membisikkan rencananya ke telinga Singto.

Be Unique (singtokrist) {On going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang