48.Luka

1.2K 184 98
                                    

Semoga feelnya dapet ya, ayo siapkan tisu :v

🐻🐿️

"Innalilahi wa Inna ilaihi raji'un..."

Mendengar ucapan dokter Yerin semua orang yang ada diruangan itu seketika menangis. Terkecuali Beomgyu, lelaki itu tidak menangis. Ia menatap sayu istrinya yang terbaring tanpa nyawa dengan ekspresi kebingungan.

Ia hanya diam ketika Umi Seokjin memeluk istrinya sambil menangis meraung-raung meminta Taehyun bangun. Beomgyu mematung ditempatnya. Tidak bisa mencerna keadaan yang terlalu menyakitkan.

"Taehyun bangun nak, ini Umi... Bangun anak Umi gak boleh begini, bangun sayang... Ya Allah... Ayah gimana ini?!"

Umi Seokjin meronta dipelukan ustadz Namjoon yang ikut menangisi kepergian putri satu-satunya.

Sementara itu Mama Taeyeong yang sangat menyayangi menantunya juga menangis dan menghampiri Dokter Yerin.

"Dokter selamatkan menantu saya, saya bayar berapapun tolong periksa lagi siapa tau Taehyun masih bisa diselamatkan. Saya mohon Dok..." ucap Mama Taeyeong dengan nada putus asa.

"Maaf Bu Taeyeong, saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi."

"Gak bisa gitu, Dokter harus selamatkan anak saya!"

Umi Seokjin hampir saja menerjang dokter Yerin, namun sebelum hal itu terjadi wanita itu lebih dulu kehilangan kesadaran. Hampir saja jatuh jika ustadz Namjoon tidak menahan.

Ustadz Namjoon pun membawa Umi Seokjin yang pingsan keruangan lain yang ditunjukkan beberapa perawat. Wanita itu terpukul sekali, Taehyun anak satu-satunya harus meninggalkan mereka.

"Ya Allah... Taehyun..." Ustadzah Jimin memeluk Yeonjun dan Jeongin, tidak menyangka bahwa hari ini ia harus melihat murid kesayangannya terbaring tanpa nyawa.

Para perempuan bergantian memeluk raga Taehyun. Semuanya merasa iba melihat Beomgyu yang hanya berdiri diam disebelah mayat istrinya tanpa bergerak sedikitpun.

"Beomgyu..." Panggil Papa Jaehyun pada anaknya yang tidak menjawab panggilannya sama sekali.

"Beomgyu hey?" Panggil ustadz Yoongi pada Beomgyu.

Ustadz Yoongi tadi juga sempat meneteskan airmata karena mengingat Taehyun adalah juara pertama lomba murottal yang biasanya ia latih. Selalu membanggakan dirinya dan pesantren.

Namun sekarang wanita sholehah itu sudah pergi. Meninggalkan luka yang mendalam bagi orang-orang yang menyayanginya. Bahkan ia belum sempat melihat anaknya yang begitu ia jaga dan sayangi.

Papa Jaehyun yang sadar anaknya butuh waktu segera memberi kode agar semua orang diruangan itu meninggalkan Beomgyu hanya berdua dengan raga Taehyun.

Ketika orang-orang sudah pergi meninggalkan Beomgyu dan belahan jiwanya yang sudah tidak bernyawa, detik itu juga airmata Beomgyu kembali mengalir. Tidak terisak, hanya airmatanya saja yang menetes.

"S-sayang..."

Panggil Beomgyu sambil menatap istrinya dengan senyuman meski airmatanya terus mengalir. Ia menarik sebuah kursi kosong dan duduk disebelah brangkar istrinya.

"Hyunie capek ya? Kamu cuma tidur iyakan? Kakak gak percaya kalau kamu pergi. Kakak tau kamu perempuan yang kuat, kamu gak mungkin ninggalin Kakak sama anak kita kan sayang?"

Beomgyu melipat kedua tangannya diatas ranjang rumah sakit untuk menumpu kepalanya. Ia menatap lekat wajah pucat pasi milik istrinya dari dekat.

"Gak apa-apa kalau capek kamu boleh tidur, tapi nanti harus bangun lagi ya? Kakak tungguin disini sampai Hyunie bangun."

Jodoh - Beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang