Typo? Silahkan berkomentar!
Vote dan komen di setiap chapter ya guysEnjoy!!
↓↓↓↓Reina menempelkan hansaplast kompres ke dahi Davin agar suhu badannya menurun.
"Semoga panasnya cepet turun," ucap Reina.
"Lo pulang aja gapapa Dav," ucap Reina pada Davero yang tengah memperhatikannya dari sofa yang ada di kamarnya.
"Gue nginep sini," sahut Davero.
Reina langsung menatap Davero.
"Gak ada!" sela Reina cepat.
"Davin lagi sakit Reina, lo tau sendiri tadi dia nyariin gue," jawab Davero sembari melepas jaketnya.
"Ya nggak nginep rumah gue juga!" jawab Reina tegas.
"Yaudah Davin gue bawa ke rumah gue," ujar Davero bangkit dari duduknya sembari membawa jaketnya.
"Apaan sih Dav!" sentak Reina.
"Makanya gue nginep sini aja," ucap Davero.
"Gue tidur di ruang tengah kok," lanjutnya.
"Apa kata lo deh!" sahut Reina kesal.
"Udah gausah marah-marah, nih makan!" ujar Davero membuka kotak berisikan martabak manis.
Tadi memang Davero datang tidak hanya membawa plastik obat tapi juga satu plastik lagi yang ternyata berisi martabak manis.
"Hmm," jawab Reina masih setia mengusap kepala Davin. Sesekali menyeka keringat yang ada di pelipis Davin.
"Gue ke bawah," pamit Davero.
"Lo tidur kamar tamu aja, di deket tangga," ucap Reina tanpa melihat Davero.
Tidak ada jawaban yang di terima Reina.
Reina turun ke bawah setelah memakan beberapa potong martabak. Ia berniat menyimpan martabak itu ke dapur.
Tapi saat melewati ruang tengah ia melihat Davero tertidur di sofa dengan tv yang masih menyala. Ia melanjutkan tujuannya yaitu ke dapur.
Ia menuju kamar tamu untuk mengambil selimut. Ia menyelimuti Davero lalu mematikan tv dan kembali ke kamarnya.
//-//
"Papa disini sayang,"
"Cup cup cup udah dong, nanti sakit sininya," ucap Davero menunjuk dada Davin.
Ini baru jam 5 pagi dan Davin sudah terbangun untuk ke empat kali nya. Untung benar keputusan Reina untuk mengijinkan Davero tidur di rumahnya. Meskipun terpaksa.
Tapi dengan adanya Davero itu membantu Reina. Karena selama Davin terbangun dari tidurnya yang di cari adalah Papa. Ketika Davin terbangun ia akan menangis sebentar dan berakhir sesenggukan seperti saat ini.
Meskipun begitu Davero dengan telaten akan menggendong Davin sampai anak itu tertidur lagi. Dan karena itulah Davero pindah tempat tidur ke sofa yang ada di kamar Reina.
"Papa," hanya itu yang di gumamkan Davin.
"Iya Papa disini, liat ini papa. Buka matanya," ujar Davero mengusap mata Davin agar anak itu mau membukanya.
Dengan perlahan Davin membuka matanya setelah semalaman ia menangis dengan mata tertutup.
Reina tersenyum karena Davin mau membuka matanya. Lalu ia mendekat ke arah mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY [END]
RomantikFIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perempuan yatim piatu yang memutuskan untuk merawat balita yang ditemukannya. Tak hanya balita itu yang m...