Typo? Silahkan berkomentar!
Vote dan komen di setiap chapter ya guysEnjoy!!
↓↓↓↓"Kenapa?" tanya Davero pada Reina yang baru saja keluar dari mobilnya. Ia berjalan menghampiri Reina.
Mereka tiba di rumah Davero bersamaan.
Reina menoleh, "Apanya?" bukannya menjawab Reina malah balik bertanya.
"Lo kenapa? Muka lo seneng banget," ucap Davero memperjelas.
"Keliatan banget ya?" tanya Reina. Davero mengangguk.
"Gue seneng banget hari ini!!!"
"Ada agensi model terkenal yang mau kerjasama di butik gue!!!"
"Agensi model?" beo Davero.
Reina mengangguk antusias, "Iyaa, buat fashion show produk terbaru butik gue."
"Lo tau RT Montélo kan? Mereka mau kerjasama di butik gue Dav! Gue seneng banget!!" girang Reina.
Perasaan Davero mulai tidak enak. RT Montélo merupakan anak perusahaan milik Pak Rendi. Dan perkataan Pak Rendi siang tadi mulai hinggap kembali di kepalanya.
"Sangat mudah untuk saya menghancurkannya Davero."
"Itu semua karena kamu mempersulit perjodohan ini."
"Jangan diterima kerjasamanya," ucap Davero spontan.
Reina menatap Davero dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Maksud lo apa?" tanya Reina dengan nada sedikit berbeda.
"Pokoknya jangan diterima kerjasama dari agensi itu," ucap Davero.
Reina mulai membalikkan badannya hendak pergi, "Nggak jelas lo."
Davero mencekal tangan Reina sebelum perempuan itu melangkah, "Kali ini lo dengerin gue ya, jangan diterima kerjasamanya," ucap Davero menatap Reina penuh harap.
Reina menarik tangannya dari cekalan Davero, "Nggak bisa, gue udah tanda tangan," jawab Reina lalu masuk ke rumah Davero untuk menjemput Davin.
Shit!
Kenapa harus Reina? Reina tidak ada hubungannya dengan perjodohan itu.
Davero mengikuti Reina memasuki rumahnya, ia akan langsung mandi agar tubuhnya lebih segar lagi. Pusing memikirkan rencana apa lagi yang akan dilakukan Pak Rendi. Tapi ia tidak akan diam jika itu menyangkut Reina dan Davin.
Saat memasuki rumahnya ia melihat Reina, Davin, dan Mamanya masih berada di ruang tengah. Tapi Davin sudah tertidur di sofa.
"Mau tidur sini lagi?" tanya Davero menatap Davin lalu beralih menatap Reina.
"Gue sama Davin pulang aja," jawab Reina cepat.
Davero dapat menangkap tatapan Reina masih seperti tadi. Akhirnya Davero mengangguk karena ia malas berdebat. Ia takut malah kebablasan karena ia sangat tidak mood hari ini.
"Gue mandi dulu, gue anterin," ucap Davero.
"Gak usah," sahut Reina lagi.
"Udah malem Rei."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY [END]
RomanceFIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perempuan yatim piatu yang memutuskan untuk merawat balita yang ditemukannya. Tak hanya balita itu yang m...