🌼 TW chapter 35

104K 12.1K 733
                                    

Typo? Silahkan berkomentar!
Vote dan komen di setiap chapter ya guys

Enjoy!!
↓↓↓↓

"Ngapain nyuruh gue ke sini?" tanya Galen menatap Davero yang masih setia dengan kemeja kerjanya walaupun bentuknya sudah berantakan.

"Butuh temen minum," jawab Davero meneguk satu gelas vodka yang ada di depannya.

Galen mengangkat satu alisnya, "Nggak usah basa-basi."

Galen sangat tau kalau Davero adalah tipe orang yang tidak suka basa-basi. Apalagi saat ini Davero masih memakai kemeja kerjanya di jam segini. Padahal ia tau sendiri tadi sore Davero pulang lebih dulu di banding dirinya. Sudah bisa ia simpulkan pasti ada sesuatu.

"Perjodohan itu," ucap Davero.

Galen tau arah pembicaraan Davero.

"Rumit," timpal Galen.

"Gue buta soal cinta Gal, gue nggak paham apapun tentang itu."

Galen tersenyum meremehkan, "Makanya jangan kertas mulu lo urusin."

Davero mendelik tak suka, "Gue nggak nyuruh lo kesini buat nyalahin gue."

"Gue juga buta masalah cinta kalo lo mau tau," jawab Galen.

"Tapi setidaknya lo lebih waras dari anak-anak," ucap Davero.

"Dan lo orang yang setia," lanjutnya.

Galen tersenyum kecut, "Karena orang yang gue tunggu udah mati."

"Lo juga nggak buta kalo selama ini gue selalu main cewek."

"Cara lo buat ngelupain kakak gue, gue tau lo selalu gagal," balas Davero.

Galen hanya diam tak membalas karena ucapan Davero itu benar.

"Gimana perasaan lo waktu suka sama kakak gue?" tanya Davero.

Sepersekian menit Galen diam, "Aretha, gue selalu deg-deg an kalau dia ada di sekitar gue. Gue selalu nyaman kalau ngobrol sama dia. Gue selalu bahagia kalau dia ngasih perhatian ke gue."

"Coba lo cari itu di antara Teresa sama Reina."

"Jangan sampai terlambat, gue masih beruntung karena Aretha pergi untuk selamanya. Setidaknya gue nggak ngerasain patah hati karena liat dia nggak sama gue."

Galen akui dirinya pengecut. Untuk mengungkapkan perasaannya pada Aretha saja dia tidak berani. Sampai perempuan itu pergi ke pangkuan Yang Maha Kuasa.

Davero menatap Galen dengan tatapan yang sulit di artikan. Davero tau bukan tanpa alasan Galen mengatakan itu. Dia melihat sendiri bagaimana terpuruknya Galen setelah mendengar kabar itu. Tidak lebih baik dari dirinya.

//-//

Reina turun dari kamarnya dengan tergesa. Ia bangun terlambat pagi ini.

"Kenapa gue jadi cengeng gini sih! Sialan!" umpat Reina.

Ya semalam ia ketiduran setelah menangis. Dan pagi tadi ia jadi susah membuka matanya. Arghh Reina benci menangis!

"Non," panggil bu Tari dari arah dapur.

"Eh bu Tari udah di sini?" tanya Reina sedikit kaget karena bu Tari tiba-tiba muncul dari dapur.

THE WAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang