🌼 TW chapter 28

121K 12.3K 762
                                    

Typo? Silahkan berkomentar!
Vote dan komen di setiap chapter ya guys

Enjoy!!
↓↓↓↓

Deg

Reina membuka matanya mendengar ucapan Davero.

"Gue sayang sama lo Rei," bisik Davero. Cowok itu masih setia mengusap kepala Reina.

Dengan ragu Reina mengangkat tangannya hendak membalas pelukan Davero. Tapi ia segera menepisnya, ia kembali menurunkan tangannya. Ia terlalu ragu.

Ia takut salah mengambil langkah. Lebih tepatnya ia takut terjerumus. Karena jujur, ia masih ragu dengan hubungan Davero dan Teresa.

Davero mengendurkan pelukannya. Ia menangkup kedua pipi Reina. Membawa arah pandang Reina agar menatapnya.

"Gue ada buat lo, buat Davin juga," ucap Davero menghapus air mata yang ada di pipi Reina.

"Don't be cry," ucap Davero tulus.

Reina mengangguk dan mencoba tersenyum.

Tanpa sepatah kata apapun Davero kembali membawa Reina ke dalam pelukannya. Menyalurkan kehangatan untuk Reina.

Reina akui pelukan Davero itu nyaman, sangat nyaman.

"Gue nggak minta jawaban dari lo, gue cuma mau lo tau apa isi hati gue,"

Anggaplah Davero kegeeran, tapi ia yakin kalau Reina juga mempunyai perasaan yang sama padanya. Bagaimana tidak? Beberapa bulan belakangan ini mereka dituntut untuk menjadi sepasang orang tua. Bertingkah layaknya seorang suami istri. Dan mustahil jika mereka tidak saling memiliki rasa.

"Bunda, Reina bingung." batin Reina menjerit.

Davero perlahan mengurai pelukannya, "Makan gih," titah Davero. Reina menarik dirinya ia mengambil sendoknya dan memakan mienya. Namun pikirannya masih terbayang dengan kalimat Davero beberapa menit yang lalu.

Selesai makan Reina mencuci piringnya lalu kembali ke kamar Davero. Sedangkan Davero? Cowok itu mengalah untuk tidur di kamar lain.

Reina merebahkan dirinya di samping Davin. Ia menarik selimut hingga dadanya karena kamar Davero sangat dingin. Sialnya ia tidak tau dimana remote AC Davero. Ia juga malas mencarinya.

//-//

- 06:55 AM -

"Pagi sayang," sapa Mama Karina melihat Reina yang berkutat di dapur membantu bi Sam.

Reina menoleh lalu tersenyum, "Pagi Ma," sapa Reina.

"Davin belum bangun?" tanya Mama Karina mendekati Reina dan membantunya memotong kentang.

"Belum Ma," jawab Reina.

"Oh iya tadi pagi Mama kayak denger suara Davin nangis, dia kenapa?" tanya Mama Karina.

Tadi pagi Mama Karina samar-samar mendengar suara tangisan anak kecil. Kamar Davero itu kedap suara makanya ia hanya samar-samar saja mendengarnya.

"Tadi pagi Davin nangis soalnya dia kebangun terus Davero nggak ada di sampingnya," ringis Reina. Dia sangat malu ngomongnya.

"Terus sekarang gak papa kan?" tanya Mama Karina khawatir.

"Aku bangunin Davero, jadi sekarang Davin masih tidur sama Davero," jawab Reina lagi-lagi meringis.

THE WAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang