Selamat datang di judul baru 🌼
Jangan lupa vote dan komen di setiap chapter!
Enjoy the story!!!
↓↓↓↓
"Ih Papa bohong!" kesal Davin saat tau di rumah Davero tidak ada mainan. Ia bosan karena ditinggal bermain PS oleh Papanya.
Davero masih asik bermain PS nya tapi tak urung menjawab gumaman Davin, "Gimana kalo kita beli mainan baru?" tanya Davero pada Davin. Davin mengangguk semangat.
"Izin Mama dulu gih,"
"Okey," Davin berjalan menuju dapur. Reina sedang membuat kue bersama Mama Karina.
"Mama," panggil Davin menarik ujung baju Reina.
Reina menoleh ke bawah, "Kenapa?" tanya Reina berjongkok menyamakan tingginya dengan Davin.
"Davin au beli ainan cama Papa, boleh ya?" Kalau Reina bilang gak boleh pasti Davin nangis. Reina lalu menganggukkan kepalanya.
"Harus nurut sama Papa oke?"
"Oke Ma,"
Davin kembali menuju tempat Davero.
"Leggo!" (Let's go!) ucap Davin bersemangat.
Davero mengajak Davin ke salah satu supermarket dekat perumahannya (kaya mall gitu tapi lebih kecil, paham kan ya?).
Setelah berkeliling mencari mainan Davero mengajak Davin untuk belanja cemilan. Davin dan Davero banyak mengambil ciki, es krim, dan banyak lagi. Sampai lima plastik besar.
Kedua orang itu pulang dengan bawaan yang menggunung. Davin berjalan lebih dulu membawa satu plastik mainan barunya. Sedangkan di belakangnya, Davero berjalan membawa lima plastik belanjaan.
"Aikum!" ucap Davin memasuki rumah Davero.
"Wa'alaikumussalam,"
Reina yang mendengar suara Davin menoleh. Ia membulatkan matanya melihat Davin dan Davero.
"Astaga," kaget Reina, ia mengerjapkan matanya.
"Mama, Davin unya ainan baluuu," heboh Davin. Balita itu mengeluarkan mainannya satu persatu.
Reina menatap Davin lalu beralih pada Davero. Yang ditatap hanya nyengir. Davero menaruh belanjaannya di depan Reina.
Reina hanya diam memperhatikan tingkah Davero. Saat ini Davero lah yang menjadi sasaran empuk Reina.
"Mau Rei?" Davero menawarkan salah satu cemilannya.
"Siapa yang suruh belanja segitu banyak hm?" sarkas Reina.
"Eum-" Davero mulai menyadari jika Reina akan memarahinya. Davero mulai berpikir untuk mencari alasan.
Davero menatap Davin yang asik dengan mainan barunya, "Davin kok yang mau," lanjut Davero.
Davin merasa namanya disebut pun menoleh, "Ukan Davin Ma, itu Papa yang beli," jujur Davin karena tadi yang mengambil banyak ciki adalah Davero.
Reina melirik Davero, "Hehe," cengir Davero.
"Dav, lo boros banget sih jadi orang," omel Reina.
"Gapapa duit gue banyak," elak Davero.
Reina menjewer telinga Davero, "Bilang sekali lagi!" omel Reina menarik telinga Davero. Meskipun emang bener Davero uangnya banyak, bahkan Reina juga. Tapi Reina tidak bisa melihat orang yang boros. Cari duit susah boss:(.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY [END]
RomanceFIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perempuan yatim piatu yang memutuskan untuk merawat balita yang ditemukannya. Tak hanya balita itu yang m...