🌼 TW chapter 50

111K 13.2K 1.5K
                                    

Typo? Silahkan berkomentar!
Vote dan komen di setiap chapter ya guys

Another long chapter 🥵

Enjoy!!
↓↓↓↓

Davero berdiri di sisi Papanya yang terbaring di brankar tidak sadarkan diri. Ditemani Aretha di sampingnya.

"Dia itu jahat, kenapa Kakak masih bantu?" tanya Davero terus menatap Danes.

"Karena dia Papa," jawab Aretha seadanya.

"Kakak masih bisa sebut dia Papa?" tanya Davero.

Aretha hanya diam. Aretha tidak sebaik itu. Buktinya tadi ia berbicara keras pada Danes. Tapi ia juga tidak memilih untuk menjadi jahat. Danes adalah Papanya. Ia harus berbakti. Itu prinsip Aretha.

"Jihan yang bikin Papa kayak gini," ucap Aretha mengalihkan pembicaraan.

Aretha tau Danes serangan jantung dari anak buahnya. Anak buahnya ada di mana saja. Mengawasi siapa saja yang menjadi tugasnya. Dan saat ia diberitahu Danes dibawa ke rumah sakit, saat itu juga Aretha langsung pergi ke rumah sakit. Tanpa memberitahu Mama Karina.

"Hm, aku udah tau."

"Aku keluar dulu," pamit Davero.

"Gengsi kamu masih tinggi Dav," sindir Aretha.

Aretha tau maksud 'keluar' yang Adiknya katakan. Davero tidak ingin jika saat Papanya sadar nanti melihat Davero sedang menungguinya.

Davero tidak menggubrisnya. Ia keluar begitu saja meninggalkan Aretha.

Benar yang ada di pikiran Aretha. Davero tidak hanya keluar dari ruang inap Danes, tapi pergi dari rumah sakit itu. Davero mengendarai mobilnya ke suatu tempat. Tapi sebelum ia menyalakan mobilnya ia lebih dulu menghubungi seseorang.

Sepeninggalan Davero, Aretha memilih untuk duduk di sofa. Untuk keadaan Danes, laki-laki paruh baya itu untung saja dibawa ke rumah sakit tepat waktu. Ia masih bisa terselamatkan.

Aretha membuka ponselnya. Ia mengetikkan sesuatu di sana. Berita yang sedang ramai diperbincangkan adalah, Jihan. Wanita itu sedang terdaftar menjadi seseorang yang dicari polisi. Atau bahasa kasarnya adalah buronan.

//-//

Reina baru saja keluar dari kelasnya. Ia baru saja menyelesaikan mata kuliah terakhirnya.

"Ra bawain mobil gue ya, eh mobil Davero ding," ucap Reina pada Tiara. Kalian ingat jika Reina masih meminjam mobil Audi milik Davero?

"Emang lo mau kemana?" tanya Tiara bingung.

"Davero mau jemput," jawab Reina.

"Oalah paham gue, mana kuncinya?" tanya Tiara.

Reina mengambil kunci mobil dari tasnya dan memberikannya pada Tiara. Tiba-tiba dari samping ada yang menyenggol-nyenggol bahunya.

"Cie ngedate ciee," ledek Jena.

"Ga jelas lo!" timpal Reina.

"Gue cabut duluan, bye!" Reina nyelonong pergi.

Tak sampai lima menit Reina berdiri di depan gedung kampus, ada sebuah mobil hitam yang berhenti di depannya. Reina tau itu mobil Davero. Ia langsung masuk saja.

"Ngapain jemput gue tiba-tiba?" tanya Reina langsung saat mobil Davero baru beberapa meter berjalan.

"Mau aja," jawab Davero.

THE WAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang