🌼 TW chapter 42

99.2K 12.8K 2.3K
                                    

Typo? Silahkan berkomentar!
Vote dan komen di setiap chapter ya guys

Enjoy!!
↓↓↓↓

Dari jarak yang tidak terlalu jauh Davero dapat melihat gedung yang cukup tinggi dan dijaga oleh beberapa orang berseragam hitam. Gedung itu dikelilingi lumut dan semak-semak. Tapi gedung itu seperti 'sengaja didesain' agar terlihat seperti gedung tua. Pintu dan gerbangnyapun masih terlihat kokoh. Gedung itu juga dikelilingi kabut pagi.

"Kita menyebar! Gue sama orang gue beresin yang di belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita menyebar! Gue sama orang gue beresin yang di belakang. Kalian beresin yang di sini!"

"Usahain jangan sampe gaduh dan kedengaran sampe dalem! Kita nggak bisa kalo berhadapan langsung sama mereka semua."

"Nih, biar gampang kita komunikasinya," ucap Aretha menyerahkan satu handsfree pada Davero yang langsung diterima laki-laki itu. Setelah itu Davero harus meng-unlock pistol Ruger Super Redhawk nya terlebih dulu. Ia harus mengeluarkan amunisinya lebih dulu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Dari kalian siapa yang mau bawa?" tanya Aretha pada teman-teman Davero.

Mereka hanya saling pandang lalu menjatuhkan pandangan terakhirnya pada Galen. Sedangkan Galen hanya diam ditatap seperti itu, tetapi tangannya menengadah. Aretha langsung memberikan satu handsfree lagi pada Galen. Mereka saling terpaku dengan tatapan masing-masing selama beberapa detik. Tak lama kemudian Aretha langsung memutuskannya.

Seperti yang dikatakan Aretha sebelumnya. Ia dan laki-laki yang sedari tadi bersamanya atau bisa di bilang anak buahnya berjalan menuju pintu belakang. Sedangkan kelima teman Davero mulai berjalan mendekati gerbang depan.

Sekeliling gedung itu dijaga oleh banyak sekali orang. Davero yakin itu adalah anak buah Pak Rendi.

"Di depan gerbang ada dua orang Kakak bakal beresin mereka, setelah mereka lengah kalian masuk!" ujar Aretha sedikit berbisik pada Davero dan Teresa. Mereka mengangguk.

"Samping!" lanjut Aretha pada anak buahnya. Anak buahnya langsung tanggap dan menyebar ke samping karena di samping juga terdapat penjaga lain.

Pertama-tama Aretha melemparkan sebuah ranting pohon ke arah yang berlawanan agar salah satu dari penjaga gerbang itu pergi. Baru setelah itu ia berjalan memutar ke arah samping dia memilih berjalan jongkok di balik semak-semak. Setelah salah satu penjaga itu pergi, Aretha langsung bangun dan memukul penjaga yang satu dari belakang menggunakan pistol yang ada di tangannya.

Saat itu juga Davero dan Teresa berjalan cepat memasuki gedung. Mereka berjalan mengendap-endap sembari melihat situasi. Davero melihat sebuah pintu, Davero yakin itu adalah pintu untuk masuk ke dalam.

"Lo tetep di belakang gue!" bisik Davero pada Teresa.

Davero dan Teresa mendekatkan dirinya ke tembok lalu berjalan menuju pintu itu

THE WAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang