Bab 9

158 10 0
                                    


Bab 9

Sri (Sekitar bulan Juni tahun 1980. Jam 13:00 – 16:00. Area dekat gudang rumah bagian belakang)

Sudah sejak akhir tahun 1979 , Yohan dan Ayudisa merintis usaha pabrik konveksi kecil-kecilan yang memproduksi baju bayi dari bahan kain rajutan, di dalam rumah ini.

Usaha ini cukup sukses sehingga Yohan berencana untuk membeli suatu tanah di daerah pinggiran Surabaya bagian barat untuk dibangun pabrik kecil disana , dalam waktu dekat setelah uang hasil usahanya ini sudah terkumpul dan cukup.

Karyawan atau penjahit yang bekerja di dalam rumah ini ada sekitar 15 orang.

Lorong di bagian rumah dekat ruang tamu sampai dengan bagian rumah di dekat gudang belakang, terlihat penuh dengan mesin-mesin jahit yang tertata rapi.

Sri adalah karyawan atau penjahit yang sangat pendiam dan suka menyendiri.

Ia selalu memilih untuk menyantap bekal makan siang nya sendiri pada waktu istirahat siang.

Ia tidak pernah terlambat datang bekerja di rumah ini.

Ia juga seorang penjahit yang sangat terampil.

Jika diajak bicara, suaranya sangat kecil sekali , sehingga orang-orang lain yang mengajaknya bicara selalu tidak bisa mendengar apa yang dikatakannya dengan jelas.

Orang-orang lain menjadi enggan untuk mengajak Sri berbicara.

Sri berbadan sangat kecil untuk ukuran orang Indonesia pribumi yang berumur akhir 20 tahunan.

Ia berambut panjang sebahu.

Sri bertempat tinggal di rumah yang berukuran sangat kecil , di dekat Rumah 9 Hujan ini bersama dengan suaminya.

Suaminya bekerja sebagai buruh bangunan di sekitar daerah kota Gresik.

Uang yang dihasilkan suaminya dari pekerjaannya sangatlah minim sekali, sehingga Sri memutuskan untuk bekerja sebagai penjahit di rumah Yohan untuk menambah penghasilannya.

Suatu hari , karena pertengkaran hebat antara Sri dengan suaminya , yang penyebabnya tidak diketahui , Sri pergi meninggalkan rumahnya tergesa-gesa dan lupa membawa bekal makan siangnya.

Ketika Sri sampai di rumah ini, Ia segera menuju ke mesin jahitnya yang terletak persis di depan pintu gudang belakang rumah.

Ia mulai bekerja dengan tergesa-gesa.

Ketika Ia sedang bekerja , Ia mendengar ada suara di balik pintu gudang rumah.

Ia berhenti sejenak dari pekerjaannya dan mencoba mendengarkan suara itu lagi.

Ia sayup-sayup mendengar ada suara kecil yang memanggilnya dari dalam gudang rumah itu.

Selama ini, Ia sering mendengar suara-suara aneh di balik pintu gudang belakang rumah itu.

Namun, hari ini suara yang Ia dengar sangat berbeda dengan yang biasanya Ia dengar.

Suara itu terdengar seperti suara laki-laki yang berat dan kasar.

Ia mencoba menempelkan telinganya ke bagian depan pintu gudang itu.

Semakin jelas terdengar suara yang memanggil-manggil namanya.

Sri memutuskan untuk membuka pintu gudang rumah itu dan memasukinya.

Selang beberapa menit, Ia berjalan keluar dari dalam gudang rumah itu secara cepat dan kembali bekerja tanpa berkata apapun.

Rumah 9 HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang