Bab 7

176 9 1
                                    

Bab 7

Ayudisa (Sekitar bulan Maret tahun 1977. Sekitar jam 21:00. Kamar tidur Yohan&Ayudisa)

Yohan menikahi Ayudisa pada tahun 1976 dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Abyasa yang lahir pada tanggal 6 Januari 1977.

Ayudisa adalah seorang perempuan yang bertubuh agak tinggi dan berwajah sangat cantik.

Pada malam bulan Maret 1977 itu, Ayudisa sedang duduk bersantai mendengarkan musik klasik (Claire De Lune - Debussy) dari radio tape nya , sambil menyusui Abyasa di dalam kamar tidurnya, yang menghadap ke jendela besar tembus pandang yang mengarah ke bagian gang pekarangan kebun rumah.

Malam itu adalah malam yang sunyi.

Hanya terdengar bunyi alunan musik klasik di kamar tidur Yohan & Ayudisa , dan bunyi binatang jangkrik dari arah kebun rumah.

Hujan turun rintik-rintik.

Ibu Yohan, Harini, telah kembali ke dalam kamar tidurnya untuk beristirahat setelah seharian penuh menemani tamu-tamu yang datang mengunjunginya dan memberikan selamat atas kelahiran cucunya.

Para pembantu rumah juga sedang beristirahat di dalam kamar tidur mereka.

Yohan tengah memeriksa segala nota dan tagihan di meja kamar tidur mereka.

Ayudisa melamun.

Ia merasa sangat lelah setelah seharian merawat Abyasa yang hari itu sedang rewel.

Tiba-tiba , Ia melihat sosok perempuan yang berbaju putih , bertubuh sangat tinggi , dan berambut sangat panjang sampai mata kaki-nya ; sedang bergerak secara perlahan (Lebih seperti melayang daripada berjalan) di gang pekarangan rumah menuju ke bagian kamar mandi pembantu rumah.

Ayudisa terpaku tak bergerak.

Aliran darah di dalam tubuhnya serasa berhenti mendadak.

Nafas dan detak jantungnya serasa berhenti.

Matanya tidak bisa berkedip.

Setelah sosok perempuan menyeramkan itu melewati jendela besar di depan Ayudisa, barulah Ia bisa kembali bergerak,mengedipkan matanya, & bernafas lagi.

Ia mencoba berpikir dan mengingat-ingat.

Apakah ada pembantu rumah ini yang berambut sangat panjang dan berbadan setinggi itu?

Tidak ada.

Ia segera beranjak berdiri dari kursinya dan memberitahu apa yang Ia barusan lihat ke suaminya, Yohan.

Yohan tidak memberikan tanggapan yang serius.

Hanya menggumam tidak jelas.

Mungkin Ia terlalu berkonsentrasi dengan pekerjaannya.

Ayudisa memberitahukan apa yang Ia lihat kepada suaminya itu sekali lagi.

Kali ini , Yohan hanya menyarankan istrinya untuk menutup jendela besar itu dengan gorden saja, dan menyuruhnya untuk jangan duduk di depan jendela besar itu lagi.

Mereka memutuskan untuk pergi tidur setelah Ayudisa menutup jendela besar itu dengan gorden.

Keesokan harinya, Ayudisa menanyakan kepada para pembantu rumah yang semuanya masih muda usianya dan baru bekerja di rumah ini selama beberapa bulan , apakah mereka pernah melihat sosok wanita bertubuh sangat tinggi dengan rambut berwarna hitam yang panjang sekali.

Para pembantu rumah hanya menggelengkan kepala mereka.

Ketika Ayudisa beranjak kembali ke kamarnya , salah satu dari pembantu rumah itu tiba-tiba menghampirinya.

Rumah 9 HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang