Bab 16

105 8 0
                                    


Bab 16

Joko (Sekitar akhir bulan Januari tahun 1984. Jam 10:00. Di sekitar ruang tamu, di depan altar penyembahan dewa-dewa pelindung keluarga)

Joko adalah saudara jauh dari Yohan.

Ia adalah seorang pria paruh baya bertubuh pendek , pendiam , dan selalu berpakaian rapi.

Akhir-akhir ini, Ia sedang dilanda terlalu banyak masalah.

Ia disarankan oleh beberapa saudaranya untuk memberikan persembahan dan bersembahyang di altar penyembahan dewa-dewa pelindung keluarga di Rumah 9 Hujan ini , untuk meminta bantuan para dewa pelindung keluarga untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.

Banyak sepupu-sepupu dan saudara-saudara Yohan lainnya yang merasa dibantu oleh dewa-dewa pelindung rumah ketika bersembahyang di Rumah 9 Hujan ini.

Joko pun menuruti saran saudara-saudaranya itu.

Awalnya, Ia ragu untuk bersembahyang di rumah ini.

Namun, sejak Ia pertama kali bersembahyang di rumah ini dan melihat roh-roh dewa pelindung keluarga setelah bersembahyang , Ia perlahan-lahan mulai percaya.

Setelah Ia bersembahyang disana beberapa kali, satu persatu masalahnya terselesaikan.

Joko menjadi rajin sekali bersembahyang di rumah ini.

Ia selalu mempersembahkan banyak sekali makanan dan buah-buahan.

Waktu sembahyangnya pun selalu sama, yaitu jam 10:00 pagi.

Suatu kali di bulan Januari 1984 , berbulan-bulan setelah Ia pertama kali bersembahyang di rumah ini , Ia datang dengan wajah yang lesu dan terlihat marah.

Joko meletakkan sesaji yang berisi beberapa makanan dan buah-buahan di altar penyembahan, dengan agak asal-asalan.

Ia menyalakan hio dan mulai bersembayang.

Joko biasanya bersembahyang tanpa mengeluarkan suara.

Hari itu, Ia bersembahyang sambil marah-marah kepada patung-patung dewa pelindung keluarga.

Ia berkata dengan menggunakan suara yang keras dan menggunakan bahasa Mandarin dialek Fujian yang kira-kira artinya seperti ini ,

"Para dewa, saya sudah rajin sembahyang dan mempersembahkan sesaji kepada kalian setiap pagi , kenapa kok masalah-masalah saya timbul lagi?"

Terdengar suara seperti angin yang besar bertiup di ruang tamu.

Seketika itu juga, Joko terjatuh rebah ke lantai dan badannya menggeliat , bergerak-gerak secara aneh.

Ia tiba-tiba bangkit dari lantai dan menghampiri altar penyembahan para dewa pelindung keluarga.

Ia merobek-robek bajunya dan mengambil beberapa "hio" , dan menusuk-nusukkannya ke bagian dadanya sambil berteriak-teriak.

Lalu, Ia mengambil beberapa "hio" lagi dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

Ia mengunyah-nguyah "hio-hio" itu.

Suaranya seperti Ia sedang menguyah makanan yang keras.

Joko tiba-tiba berteriak menggunakan suara yang berat dan bahasa yang aneh.

Ia melempar-lemparkan sesaji yang tadi dibawakan oleh dirinya sendiri, dari altar penyembahan.

Yohan , anak-anaknya , dan para pembantu rumah yang melihat apa yang Joko baru saja lakukan , menjadi sangat ketakutan.

Joko mulai merangkak mendekati Yohan.

Gerakan merangkaknya terlihat tidak wajar.

Yohan segera menyuruh anak-anaknya untuk masuk ke dalam kamar tidur mereka.

Joko tiba-tiba melompat ke arah Yohan dan menarik tangan Yohan dengan keras.

Yohan jatuh terjerembab.

Ia mengeluarkan suara seperti geraman.

Yohan yang ketakutan, berusaha melepaskan cengkeraman tangan Joko.

Namun, cengkeraman tangannya sangat kuat sekali.

Joko tiba-tiba mendekati telinga Yohan dan membisikinya dengan suara parau, menggunakan bahasa Mandarin dialek Fujian , yang kira-kira artinya seperti ini :

"Malapetaka akan menimpamu dan keluargamu dalam waktu dekat! Berhati-hatilah!"

Ia melepaskan cengkeramannya dari tangan Yohan.

Yohan yang masih kaget dan takut, terpaku dan tidak bisa bergerak.

Joko kembali jatuh ke lantai.

Kali ini, Ia tidak bergerak sama sekali.

Yohan langsung bangkit berdiri dan meminta bantuan salah satu pembantu rumahnya untuk membopong tubuh Joko dan membaringkannya di kursi ruang tamu.

Setelah Joko sadarkan diri dan diberikan minum air hangat, Joko segera meninggalkan rumah ini tanpa berkata apa-apa.

Itu adalah terakhir kalinya Ia bersembahyang kepada altar para dewa penjaga keluarga di rumah ini.

Tidak diketahui dengan jelas apa yang menyebabkan masalah-masalah hidupnya muncul kembali dan tidak diketahui juga apakah masalah-masalah yang Ia hadapi tersebut akhirnya terselesaikan atau tidak.

Ada dugaan bahwa Ia pernah secara tidak sengaja mempersembahkan buah yang sudah mulai busuk ketika Ia bersembahyang di sana.

Mungkin itulah penyebab masalah-masalahnya muncul kembali.

Tetapi, ada satu hal yang pasti, peringatan yang Ia beritahukan ke Yohan itu benar-benar terjadi beberapa bulan kemudian.

Rumah 9 HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang