Bab 21
Arjuna (Sekitar akhir Oktober tahun 1989 . Terjadi selama beberapa hari pada sore dan malam hari . Kamar tidur anak-anak , gudang belakang rumah , area dekat kamar mandi penghuni rumah , dan kebun rumah)
Anak bungsu Yohan dan Ayudisa , Arjuna , merupakan anak yang ceria namun agak sakit-sakitan.
Ia mengidap penyakit asma yang akut sejak lahir.
Tubuhnya kurus sekali dan pendek.
Kepalanya berbentuk bulat dan terlihat lebih besar daripada tubuhnya.
Kulitnya berwarna putih dan matanya besar sekali.
Semua anggota keluarga ini dan para pembantu rumah sangat suka menggodainya , karena tingkah lakunya yang lucu dan menyenangkan.
Satu tahun sudah berlalu sejak kejadian dirinya terkena air panas (Lihat Bab 20) , badannya sudah pulih secara total dari luka bakar yang dideritanya itu.
Tidak ada bekas luka bakar sama sekali di badannya.
Arjuna sekarang sudah berumur 5 tahun.
Ia suka sekali bermain di kebun rumahnya.
Suatu sore , sekitar jam 16:00 , hari menjadi sangat mendung.
Arjuna sedang bermain di kebun rumahnya.
Mengobok-obok kolam ikan.
Mengejar serangga-serangga yang terbang disana.
Mengganggu kura-kura tua peliharaan kakaknya.
Dan bermain dengan beberapa layang-layang tetangga yang jatuh di kebun rumahnya.
Ketika Ia sedang mengejar capung yang terbang ke ujung kebun rumah yang agak gelap , Ia melihat ada sosok anak perempuan berambut pendek dan memakai baju berwarna putih kumal , sedang berdiri disana sambil memandanginya.
Wajah sosok anak perempuan itu agak pucat dan terlihat dingin.
Warna bola mata nya kekuningan dan ada beberapa bekas luka sayatan di bagian wajah nya.
Arjuna tidak merasa takut sedikit pun.
Ia menggandeng tangan sosok anak perempuan itu dan mengajak nya bermain dengannya.
Sosok anak perempuan itu tidak bergerak.
Mata nya tidak berkedip memandangi Arjuna.
Ia terlihat seperti tidak percaya bahwa tangan nya sedang digandeng oleh Arjuna.
Arjuna menarik-narik tangan sosok anak perempuan itu dan Ia terus mencoba mengajaknya bermain.
Sosok anak perempuan itu akhirnya mengikutinya bermain berlari-lari kesana kemari.
Hari sudah sangat sore dan salah satu pembantu rumah yang biasa menjaga Arjuna , memanggilnya untuk masuk kembali ke dalam rumah dan segera mandi.
Arjuna menyahut ,
"Sek ta, mbak. Aku sek mainan ambek koncoku ndek sini. Ntik ae mandi'e" (Bentar, mbak. Saya masih mainan dengan temanku di sini. Nanti saja mandinya).
Pembantu rumah itu merasa heran.
Ia tidak melihat ada siapa-siapa yang berada di kebun rumah bersama dengan Arjuna.
Tapi Ia memutuskan untuk tidak bertanya apa-apa kepada Arjuna.
Ia mengganggap tuan kecilnya ini pasti sedang berkhayal.
Setengah jam kemudian , ketika sudah sekitar jam 18:00 , Arjuna baru kembali masuk ke dalam rumah dan segera mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah 9 Hujan
HororKisah-kisah nyata yang menyeramkan , mengenai Rumah 9 Hujan , yang disusun berdasarkan kesaksian-kesaksian dan cerita-cerita dari para penghuni rumah yang mengerikan tersebut.