Bab 20

105 8 0
                                    


Bab 20

Darjo (Sekitar awal tahun 1989 . Jam 16:30 – 18:00 . Bagian rumah paling belakang dan gudang belakang rumah)

Bagian rumah di depan gudang belakang rumah dijadikan tempat untuk meja kerja dan tempat duduk untuk Darjo , salah satu pegawai administrasi baru Yohan.

Ada 3 orang pegawai administrasi yang bekerja di dalam rumah ini , yang menangani urusan keuangan perusahaan , pembelian bahan produksi , dan pendataan keluar masuknya barang.

Mereka ditempatkan di lorong bagian belakang rumah ini.

Darjo memilih untuk menempati area rumah yang letaknya paling di belakang.

Mungkin karena Ia menyukai suasana yang sepi dan jarang dikunjungi oleh orang lain.

Darjo adalah seorang pria paruh baya yang bertubuh kurus dan kecil.

Ia memiliki sifat yang agak pendiam dan suka mendengarkan radio nya ketika bekerja.

Suatu sore , sekitar jam 16:30 , 2 pegawai administrasi lainnya sudah meninggalkan rumah ini dan pulang ke rumah mereka masing-masing.

Yohan masih belum pulang dari pabriknya yang terletak sangat jauh dari rumah ini.

Ayudisa sedang pergi bersama teman-temannya.

Anak-anak sedang menginap di rumah orang tua Ayudisa.

Harini sedang tidak enak badan dan tidur di dalam kamar tidurnya.

Para pegawai toko UD XXX, yang bekerja di depan rumah ini juga sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.

Dan, para pembantu rumah sedang membersihkan kamar mandi dan dapur di bagian depan rumah , yang letaknya agak jauh dari tempat Darjo sedang bekerja.

Darjo memutuskan untuk bekerja lembur dan menyelesaikan semua pekerjaannya sore itu , karena keesokan harinya Ia berencana untuk meminta ijin tidak masuk kepada boss-nya, Yohan.

Besok Ia berencana mengajak anak dan istrinya pergi pulang ke kota asalnya.

Ia sedang mendengarkan musik keroncong yang diputar di radio sambil bekerja.

Suasana rumah sore itu sangat sepi.

Hanya terdengar alunan musik keroncong secara sayup-sayup di seluruh sudut bangunan rumah tempat tinggal utama ini.

Darjo merasa agak ngantuk.

Mungkin alunan musik keroncong ini membuatnya mengantuk.

Ia memutuskan untuk mematikan radionya dan berkonsentrasi bekerja.

Selang beberapa menit Ia bekerja, Ia merasa ingin buang air kecil.

Maka, Ia segera berdiri dan berjalan menuju kamar mandi pegawai (Kamar mandi yang sama dengan kamar mandi pembantu rumah), di bagian luar bangunan tempat tinggal utama ini.

Darjo baru saja berjalan sekitar 4 atau 5 langkah, ketika Ia mendengar radio nya menyala sendiri dan terdengar suara alunan musik keroncong dari radio itu.

Ia hanya merasa kaget dan tidak berpikir yang aneh-aneh.

Darjo kembali ke meja kerjanya dan mematikan radionya itu lagi.

Ia berjalan lagi menuju kamar mandi pegawai.

Baru berjalan beberapa langkah, Ia mendengar radionya menyala lagi.

Tapi kali ini, suara yang keluar dari radio itu adalah alunan musik tradisional Jawa yang terdengar agak sumbang dan agak menggema (Seperti musik yang diputar di rumah kosong yang berukuran besar).

Rumah 9 HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang