Bab 6

212 15 0
                                    


Bab 6

Yohan (Sekitar awal bulan Februari tahun 1970 . Sekitar jam 23:00 . Kamar tidur Harini . Ruangan dapur . Lorong rumah bagian luar)

Ayah Yohan, Husin , sudah meninggal dunia sejak beberapa tahun yang lalu.

Yohan dan ibunya, Harini baru saja kembali ke Rumah 9 Hujan pada hari itu, setelah berpindah ke Jakarta selama beberapa tahun, dimana Yohan meneruskan studi nya sambil bekerja disana.

Yohan sudah bertumbuh menjadi pemuda yang berwajah tampan dan bertubuh atletis.

Ibunya , Harini , terlihat sangat tua dan jalannya tertatih-tatih.

Tubuhnya yang sejatinya sudah berukuran agak pendek , menjadi terlihat lebih pendek lagi akibat kondisi kesehatannya yang menurun.

Selama 4 tahun, Rumah 9 Hujan ini hanya dihuni dan dirawat oleh beberapa orang pembantu rumah saja.

Mulanya ada 3 orang pembantu rumah yang menghuni rumah ini.

Namun, ada salah satu pembantu rumah yang sudah lama bekerja dengan keluarga ini (Anggap saja namanya Bibik N), meninggalkan rumah ini tanpa sebab yang jelas pada suatu malam , beberapa bulan yang lalu.

Tidak ada yang tahu kenapa.

Tidak ada seorang pun yang menyaksikan Bibik N meninggalkan rumah ini.

Hanya tiba-tiba di suatu pagi, Bibik N sudah tidak ada di rumah ini.

Pakaian-pakaian& barang-barangnya masih tertata rapi di kamar pembantu rumah.

Sekarang hanya tersisa 2 orang pembantu rumah saja.

Pada waktu itu, di daerah Rumah 9 Hujan ini mulai sering padam listriknya.

Sehingga, para pembantu rumah selalu menyediakan lilin untuk penerangan jika listrik rumah sedang padam.

Malam itu, Yohan berbaring di dalam kamar tidurnya .

Ia tidak bisa tertidur dengan lelap dikarenakan ada banyak hal yang dirisaukan di dalam hatinya.

Ia mengkhawatirkan ibunya yang sakit-sakitan dan tentang nasib hidupnya.

Yohan terpaksa putus sekolah secara dini untuk bekerja dan menghidupi dirinya & ibunya.

Tiba-tiba , listrik rumah ini padam dan terdengar suara ibunya yang berteriak kencang.

Yohan buru-buru berlari keluar dari kamar tidurnya, menuju ke kamar tidur ibunya.

Ia membuka pintu kamar tidur ibunya cepat-cepat dan menemukan bahwa ibunya telah terjatuh dari ranjangnya.

Bergegas Ia membantu ibunya bangkit dari atas ubin kamar tidur itu yang sangat dingin dan lembap.

Ia menanyakan, kenapa ibu nya berteriak-teriak dan terjatuh dari ranjang.

Apakah ada bagian tubuh ibunya yang sakit?

Ibunya hanya menjawab bahwa Ia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi.

Mungkin Ia hanya bermimpi.

Ketika Ia tersadar, Ia sudah terbaring di lantai kamar.

Dan tidak ada bagian tubuhnya yang sakit.

Ketika Yohan membantunya berbaring kembali ke atas ranjangnya, Ia sekilas melihat ada seperti bekas memar berwarna biru di bagian lengan kanan ibunya.

Seperti bekas remasan tangan orang lain yang menariknya terjatuh dari atas ranjang.

Rumah 9 HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang