Bab 22
Abyasa (25 April 1990 . Jam 21:00 . Ruang tamu dan area dekat ruang dapur dan sumur tua)
Hari itu , semua pembantu rumah sudah meninggalkan rumah ini untuk pulang ke desa asal mereka masing-masing , untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada Tanggal 27 April 1990.
Rumah ini menjadi sangat sepi di sore dan malam hari.
Anak-anak sedang menginap di rumah nenek mereka (Ibu dari Ayudisa) selama liburan Idul Fitri ini , kecuali Abyasa.
Abyasa adalah anak sulung dari Yohan dan Ayudisa , yang pada saat itu sudah berusia 13 tahun.
Tubuhnya kurus dan tinggi.
Rambutnya selalu terlihat acak-acakan.
Ia adalah seorang remaja yang gemar sekali menghabiskan waktunya untuk membaca buku-buku mengenai pengetahuan-pengetahuan umum.
Ia juga gemar menonton acara TV yang memberikan informasi atau pendidikan yang bermanfaat.
Diantara anak-anak Yohan dan Ayudisa , Abyasa adalah anak mereka yang paling cerdas , religius , dan dewasa.
Malam itu , Yohan dan Ayudisa sedang pergi melayat orang tua teman mereka yang meninggal dunia, beberapa hari yang lalu.
Sehingga , hanya ada Abyasa dan neneknya (Harini) , berdua di dalam rumah ini.
Harini sedang beristirahat di dalam kamar tidurnya.
Abyasa sedang membaca buku di ruang tamu , sambil menyalakan TV.
Ia mendengar ada suara perempuan yang memanggil-manggilnya dari arah ruang dapur rumah.
Hal pertama yang ada di pikirannya adalah mungkin ada pembantu rumah yang belum pulang ke desa malam itu.
Abyasa tidak menghiraukan panggilan itu dan tetap melanjutkan membaca bukunya.
Suara-suara perempuan yang memanggil-manggil namanya itu terdengar lagi.
Abyasa segera mematikan TV dan Ia mencoba memasang telinga untuk mendengarkan suara itu lagi.
Namun, suara itu sudah tidak terdengar lagi.
Ia melanjutkan membaca bukunya dan mencoba menyalakan TV lagi.
TV nya tidak bisa menyala.
Mungkin ada tikus lewat di bagian belakang TV dan kabel nya tidak sengaja terlepas karena terinjak tikus itu , pikirnya.
Ia menuju ke bagian belakang TV dan melihat bahwa kabelnya masih tertancap di dalam saklar listrik.
Ia merasa heran.
Abyasa mencoba mengotak-atik tombol-tombol dan colokan di belakang TV ini.
Tiba-tiba , Ia dikagetkan oleh suara jeritan melengking yang berasal dari atas kepalanya.
Ada lendir yang jatuh mengenai rambutnya.
Ternyata suara itu berasal dari kelelawar yang terbang dan menjerit di atas kepalanya.
Lendir itu adalah cairan kotoran yang dikeluarkan oleh kelelawar itu ketika terbang diatasnya.
Bau sekali cairan kotoran kelelawar ini.
"Sialan!" , katanya di dalam hati.
Memang ada beberapa kelelawar yang bertempat tinggal di dalam plafon rumah ini sejak dulu.
Abyasa segera menuju ke kamar mandi penghuni rumah dan mencuci rambutnya dengan perasaan kesal.
Beberapa menit kemudian, ketika Ia telah selesai mencuci rambutnya dan berjalan menuju ke arah ruang tamu , Ia mendengar ada suara perempuan yang memanggil-manggil namanya dari arah dapur rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah 9 Hujan
TerrorKisah-kisah nyata yang menyeramkan , mengenai Rumah 9 Hujan , yang disusun berdasarkan kesaksian-kesaksian dan cerita-cerita dari para penghuni rumah yang mengerikan tersebut.