Bab 11

128 8 0
                                    


Bab 11

Bagong (Sekitar bulan Oktober 1981. Jam 22:00. Dekat lorong bagian luar rumah)

Malam itu adalah malam yang panas dan sepi.

Istri Yohan, Ayudisa , sedang menginap di rumah orang tuanya bersama anak-anak , karena Yohan sedang sakit flu berat.

Mereka kuatir sakitnya menular ke anak-anak.

Bagong adalah seorang pria yang bertubuh besar dan gendut , yang masih lajang di usianya yang ke 32 tahun.

Ia adalah sahabat baik dari Yohan.

Mereka sudah berteman baik sejak mereka masih kecil.

Diantara semua sahabat baik Yohan , hanya Bagong lah yang memiliki hubungan yang paling dekat dengannya dan keluarganya.

Sore itu , Bagong mengunjungi Yohan yang sedang sakit , di rumah ini.

Mereka berdua sedang berbincang-bincang dan bersenda gurau di ruangan makan.

Yohan iseng menceritakan hal-hal menyeramkan yang pernah terjadi di rumah ini kepada sahabat baiknya itu.

Bagong hanya tertawa menanggapinya dan memberitahunya bahwa yang namanya hantu itu tidak ada di dunia ini.

Ia malah bergurau bahwa Ia ingin Yohan kenalkan ke hantu perempuan itu kalau memang hantu itu cantik.

Mereka kembali bersenda gurau.

Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 22:00

Yohan mulai menguap mengantuk dan Bagong berpamitan kepadanya untuk meninggalkan Rumah 9 Hujan ini sekarang.

Mereka berjalan ke arah pintu depan rumah.

Sepeda motor Vespa butut Bagong di parkirkan di dekat pintu depan rumah.

Bagong bertanya kepada Yohan apakah gerbang luar rumah di ujung lorong sudah dikunci oleh Yohan ketika Ia tadi membukakan pintu tersebut pada waktu Bagong datang beberapa jam yang lalu.

Yohan menggelengkan kepalanya.

Ia memberitahunya bahwa lubang kunci gerbang luar rumah itu rusak, sehingga tidak bisa dikunci.

Bagong memberitahukan ke Yohan untuk masuk ke dalam rumah saja kalau begitu.

"Segeralah beristirahat" , katanya.

Biar Ia sendiri yang membuka dan menutup gerbang luar rumah itu.

Tidak perlu diantarkan.

Yohan mengangguk setuju dan langsung masuk ke dalam rumah.

Ia mengunci pintu depan rumah dan segera berjalan masuk menuju ke kamar tidurnya.

Kepalanya mulai terasa agak pusing.

Bagong mengenakan jaket sepeda motornya.

Dikarenakan badannya yang besar dan gendut, butuh waktu agak lama untuk memakai jaket sepeda motornya yang agak terlalu sempit itu.

Sayup-sayup , Ia mendengar ada suara – suara gaduh di dekat lemari tua.

Ia berusaha untuk tidak memperdulikannya.

Walaupun di dalam hatinya, Ia mulai merasa takut.

Apalagi penerangan di gang lorong depan rumah ini sangat remang-remang.

Terdengar suara langkah kaki yang cepat menghampirinya.

Ia menoleh ke sekelilingnya dan menemukan ada anjing tetangga yang sedang memperhatikannya.

Rumah 9 HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang