Jingga menyapa udara, menciptakan kehangatan yang begitu nyaman. Burung-burung berterbangan, mengepakkan sayapnya di antara sekumpulan kapas langit. Matahari, menetap indah di antara cakrawala.
Jam tangan terus berputar, melewati waktu yang seharusnya mereka janjikan untuk bertemu. Sang tokoh utama pria yang tak kunjung datang membuatnya khawatir. Langkah kakinya terus bolak-balik mengitari taman dengan dedaunan yang jatuh di atas tubuhnya.
"Dion, kamu di mana?" gumam Karyl sembari terus berusaha menghubungi pria yang kini menjadi temannya itu. Mengupat kesal karena sudah beberapa hari ia tidak ada kabar.
"Karyl, kenapa kamu di sini?" Dion datang dengan Diki di belakangnya, membawakan barang-barang dari perjalanannya keluar negeri. "Dik, kamu bisa bawa barang-barang ini masuk!" ujarnya, 'tak ingin Diki mendengar percakapan mereka
"Kamu ke mana saja? Kenapa lama sekali? Kamu tau, Yuki dan Fero sudah memulai adegan mesra mereka!" Karyl mengatakan itu dengan satu tarikan napas. Beberapa saat lalu, ia melihat tangkapan kamera seorang paparazi di sosial media. Video itu menunjukkan betapa dekatnya Yuki dan Fero di sana.
Dion terkekeh pelan sembari mengambil ponselnya yang ada di saku celananya. Selama beberapa hari ini, ia sengaja menonaktifkan ponselnya agar tidak memengaruhi pekerjaannya. Ia tidak ingin kedekatan Yuki dan Fero membuatnya 'tak fokus hingga gagal menyelesaikan tugasnya. Kedua sudut bibirnya melengkung sempurna karena melihat Yuki yang berulang kali menghubunginya. Tapi beberapa saat kemuadian, alisnya menggerut, panggilan 'tak terjawab dari Karyl juga tidak kalah banyaknya.
"Kenapa kamu menghubungiku? Kalau kamu cemburu, kenapa kamu tidak pergi ke lokasi syuting?" tanya Dion sembari menghapus notifikasi dari Karyl yang merusak notifikasi di ponselnya, ia hanya ingin nama Yuki yang tertera di sana.
Karyl memutar bola matanya melihat sikap Dion yang terlalu kekanak-kanakan. "Mereka tidak mengizinkan aku masuk, dan aku bukan paparazi yang bisa menyelinap masuk dengan mudah!" jawabnya.
"Kamu ... tidak bilang jika Fero adalah kekasihmu?" tanya Dion sembari menghubungi Yuki kembali.
"Mereka tidak percaya dan Fero tidak pernah berkata jika di mempunyai kekasih." Karyl melihat Dion dengan tatapan kesalnya, pasalnya sejak mereka bicara, Dion sama sekali tidak melihat padanya. "Dion, bisakah kamu berhenti memegang ponsel!? Sebaiknya kita ke lokasi syuting sekarang!" Ia meninggikan suaranya, menunjukkan betapa khawatirnya ia akan hubungan Yuki dan kekasihnya.
Dion memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celana setelah berulang kali panggillannya 'tak terjawab. Ia membenarkan perkataan Karyl, 'tak ada gunanya berdiam diri di sini. "Masuk!" serunya saat mereka sampai di parkiran luar. Menyalakan mobilnya dan mengatur posisi tujuannya.
"Dion, aku rasa ... kamu harus lebih tegas pada Yuki!" Karyl memecahkan keheningan mereka dengan ketakutannya. "Kamu dua minggu lebih tidak bersamanya dan masih bisa santai seperti ini!" Ia tak habis pikir dengan Dion yang tidak berekspresi apa pun walau ia sudah lelah menjelaskan.
"Aku hanya ingin percaya dengan janjinya, dia tidak akan jatuh cinta pada kekasihmu!" jawab Dion sembari membuka akun sosial medianya. Tersenyum samar sembari mengangguk pelan, benar kata Karyl, mereka terlalu dekat jika hanya sekedar teman kerja. Ia menguatkan hatinya, batinnya terus berkata jika cinta Yuki hanya untuknya dan itu tidak akan berubah.
"Kamu sudah melihatnya bukan! Mereka ...." Karyl masih tidak berhenti memprovokasi Dion, ia tidak ingin cemburu sendirian.
"Turun!" Dion menghentikan mobilnya di tengah perjalanan. Pintu penumpang bagian depan terbuka otomatis.
"Kamu ...."
"Turun!" seru Dion sekali lagi, mendengar ocehan Karyl benar-benar membuatnya muak. Bukannya tidak cemburu, ia hanya ingin menetralkan amarahnya tapi Karyl malah ingin ia menunjukkan semua emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Face Shadow
RomanceYuki, seorang penulis terkenal yang enggan mengizinkan bukunya untuk difilmkan. Ia sangat mencintai paduan kata dari kalimat yang dirangkainnya hingga tak ingin semua itu buyar dengan tokoh nyata. Kecintaannya pada karyanya itu semakin membuat pengg...