Tubuh lelah Karyl bersandar di kepala ranjang. Ia masih berusaha mengirimi Fero email dan menghubungi Fero melalui akun sosial media kekasihnya. Berharap jika akun sosial itu masih aktif.
Ia menyalakan televisi agar kamarnya agar tidak terlalu sepi. Sudah lama juga ia tidak menonton sejak kepergian Fero. Matanya mengernyit saat menemukan jika akun sosial media Fero aktif beberapa saat yang lalu. Bibirnya membentuk lengkungan dalam seketika, kisah cintanya seperti kembali tercerahkan.
Fero, where are you?
I miss you so much!
When will you come back?
"Aaaaa!" Karyl menjerit senang saat pesannya terbaca oleh Fero. Saat ini, kekasihnya sedang mengetik. Ia menggigit jarinya sembari menunggu kalimat dari Fero. Ketikan jadi Fero yang sangat ia rindukan sebentar lagi akan ia lihat.
Kamu siapa?
Aku bukan Fero.
Karyl terkejut, ia memeriksa kembali nama akun sosial media itu. Ini adalah akun sosial media Fero, ada banyak foto Fero di sana tapi mengapa Fero membalas pesannya dengan bahasa Indonesia? Ia juga mengerti apa yang Fero kirimkan karena ia berusaha mempelajari bahasa itu sejak jatuh cinta pada Fero. Apa mungkin Fero sengaja melakukan ini padanya. Fero benar-benar tidak ingin jika ia menemukannya.
Aku Karyl, kekasih pemilik akun ini
Kamu siapa?
"Pria dengan nama Fero Yogaswara mendadak terkenal karena memiliki wajah yang sama dengan pemeran tokoh utama di novel..."
Jantung Karyl berdegup kencang. Fokusnya beralih ke televisi yang tadi menyebutkan nama lengkap kekasihnya. Foto Fero jelas nyata di layar. Fero yang berdiri berdampingan dengan seorang wanita dengan senyuman yang tak pernah Fero berikan untuknya. Senyuman itu begitu tulus hingga membuat dadanya semakin sesak. Ia dilanda kecemburuan.
Kenyataan jika ternyata Fero kembali ke negara asalnya membuatnya merasa sangat bodoh. Mengapa ia tidak pernah menduga hal itu sebelumnya. Ke mana lagi pria itu bisa pergi selain ke negara itu.
Melihat video Fero bercengkrama dengan wanita di sampingnya semakin membuatnya geram. Kedua tangannya terkepal menahan amarah. Tatapan Fero pada gadis itu membuat bibirnya bergetar menahan sumpah serapah yang ingin ia lontakan.
Matanya memerah, antara amarah dan kesedihan. Fero memang benar-benar ingin melupakannya. Mnecintai wanita yang baru saja ia temui dan melupakan dirinya yang telah hidup berdampingan dengan Fero selama delapan tahun.
Ia mematikan televisinya. Semakin ia menonton, semakin air matanya berdesakan ingin dikeluarkan. Ia memeriksa tiket penerbangan, berniat untuk terbang ke Indonesia malam ini juga. Tak akan membiarkan wanita lain mengisi hati Fero karena walau bagaimanapun Fero belum mengatakan kalimat putus dengannya.
************************
Panggilan dari Dion membuat Yuki tersenyum tapi ia tidak berniat menjawabnya. Ia ingin tau seberapa niatnya kekasihnya itu ingin mendengar suaranya. Deringan handphonenya yang berhenti membuatnya cemberut, ia terlalu percaya diri hinggga memikirkan jika Dion akan menghubunginya lagi dan lagi.
Ia memutuskan menonton anime yang belum habis ia tonton saat berada di apartemen Dion. Berusaha menghilangkan fokusnya akan memikirkan Dion dan pertengkaran mereka walau ia tau jika Dion tidak terlalu mempermasalahkannya. Hubungan meeka masih bisa dikatakan baik-baik saja meski terkadang titik jenuh itu datang.
Deringan handphonennya yang kembali berbunyi. Nama Fero tertera di sana, ia tersenyum, sudah tau atas tujuan apa Fero menghubunginya. "Kamu sudah memutuskannya?" tanyanya setelah menerima panggilan itu, tak berniat untuk basa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Face Shadow
RomantizmYuki, seorang penulis terkenal yang enggan mengizinkan bukunya untuk difilmkan. Ia sangat mencintai paduan kata dari kalimat yang dirangkainnya hingga tak ingin semua itu buyar dengan tokoh nyata. Kecintaannya pada karyanya itu semakin membuat pengg...