Chapter 21

31 13 1
                                    

Udah lama banget gak update nih 🙃
Selamat membaca
*
*
*

Keheningan memenuhi aura apartemen Yuki saat ini. Makan malam yang ia hidangkan ikut mendingin tertular dari mereka yang hanya diam saja sejak tadi. Tanpa sepatah kata menyapa tetapi hanya raut wajah tak suka.

"Ayo makan!" ujar Yuki berusaha memecahkan kaca keheningan di antara mereka tapi hanya suara sendok yang kini berdentingan. Mereka masih enggan untuk bertukar cerita. "Karyl, apa kamu tidak suka dengan masakan ini? Aku bisa memesan masakan lainnya," ujarnya saat melihat Karyl diam saja sembari menatap Fero.

"Aku suka Yuki, terimakasih sudah mengundangku makan malam," ujar Karyl sembari berusaha untuk tersenyum menatap saingan cintanya itu. "Tapi... aku lebih baik pulang saja." Ia benar-benar tidak tahan melihat bagaimana pandangan mata Fero yang tidak lepas dari Yuki. Mata itu seolah mengisyaratkan betapa sempurnanya Yuki baginya.

"Kenapa? Kamu sakit?" tanya Yuki khawatir. Ia berdiri dan meletakkan punggung tangannya di wajah Karyl. "Aku akan mengantarmu," ujarnya walau sedikit merasa kecewa. Malam ini, ia sengaja mengundang Karyl agar Karyl tidak salah taham padanya. Ia ingin menjalin pertemanan dengan gadis itu agar ia tidak cemburu padanya saat syuting nanti karena ia dan Fero hanya sebatas wajah Bara yang ada di hayalannya.

Karyl tersenyum, ia menganggukkan kepalanya cepat. Ada bagusnya jika Yuki yang mengantarnya karena dengan itu Fero akan berhenti menatap Yuki. Ia cukup sadar, yang bermasalah di sini hanya Fero sedangkan Yuki terlihat cukup setia pada Dion.

"Aku juga akan pulang, bisakah aku ikut dengan kalian?" Fero berdiri dari duduknya, tidak akan mau tinggal dengan Dion.

"Aku bisa mengantarmu nanti," ujar Dion sebelum Yuki menganggukkan kepalanya. Sama halnya dengan Karyl, ia juga melihat dengan jelas bagaimana tatapan memuja Fero akan kekasihnya. Ia melihat Fero dengan senyum terpaksanya. "Jangan khawatir Fero, mereka hanya ingin berkenalan!" lanjutnya sembari memakan makan malamnya.

"Kami pergi dulu." Yuki merangkul bahu Karyl berjalan keluar dari apartemennya. Ia melepaskan rangkulan itu saat mereka sudah berada di dalam lift.

"Yuki... aku ingin bicara denganmu," ujar Karyl.

"Ya, aku juga ingin bicara denganmu tapi kurasa... di sini bukan tempat yang tepat," ujar Yuki yang langsung diangguki oleh Karyl.

Pintu lift terbuka, mereka berjalan keluar dari gedung apartemen. Mobil Yuki pun telah terparkir sempurna di hadapan mereka. Telah menyala menanti untuk dinaiki.

"Kita akan ke mana?" tanya Karyl begitu duduk di samping Yuki. Ia menatap Yuki penuh keraguan. Gadis itu terlalu sempurna, pantas saja Fero menyukainya.

"Bukankah kamu belum berjalan-jalan selama berada di Indonesia? Aku akan menunjukkan bagaimana dunia malam di sini!" ujarnya sembari menyalakan musik di mobilnya.

Karyl menggangguk, ia rasa ia bisa dekat dengan gadis itu dan belajar darinya. "Jepang? Kamu juga menyukai lagu dari Negara itu?" tanyanya antusias.

"Iya, bukan hanya musik tapi aku juga menyukai kebudayaannya," jawab Yuki.

"Cinta sepihak yang menyakitkan." Karyl terus mendengar setiap lirik dari lagu itu yang seakan menyampaikan perasaannya. Lagu yang mengingatkannya akan penolakan Fero akan cintanya.

"Ini lagu 2019, bagaimana kamu mengetahuinya?" tanya Yuki senang karena seakan menemukan teman yang sefrekuensi dengannya.

"Sama seperti kamu mengetahuinya tapi mungkin... alasan kita mendengarnya yang berbeda," ujar Karyl yang kembali mengingat akan Fero.

Face Shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang