Akhir-akhir ini Jennie lihat Chaeyoung dan Chanyeol semakin dekat saja. Jennie heran, apa semua ucapannya tidak di dengar sekalipun oleh Chaeyoung? Berani sekali gadis itu.
Jennie menggertakkan giginya sebal, apa lagi cara yang harus ia lakukan agar Chaeyoung bisa berpisah dengan Chanyeol? Jennie sudah sangat bingung.
"Ekhem,"
Sebuah dehaman membuat Jennie spontan menolehkan kepalanya kebelakang. Rupanya disana ada Wendy dan teman-temannya. Jennie terseyum dan melambaikan tangannya bermaksud untuk menyapa teman-teman barunya itu.
Wendy dan teman-temannya tidak membalas sapaan Jennie, membuat senyum di wajah gadis itu memudar.
Wendy melangkahkan kakinya mendekati Jennie yang masih terlihat biasa saja. "Jennie-ah, kulihat Chaeyoung lebih dekat dengan Chanyeol, bagaimana ini?" Tanya Wendy dengan raut wajah sebalnya.
"Aniya! Chaeyoung akan segera berpisah dengan Chanyeol, aku yakin itu," ucap Jennie dengan penuh keyakinan.
"Sayangnya usahamu tidak sepadan dengan keyakinanmu," ucap Wendy sebari menaikan kedua alisnya. "Jennie-ah kau gagal, jadi maaf kau tidak bisa bergabung denganku lagi," ucap Wendy.
Jennie membelalakkan kedua matanya, "wendy-ah tidak seperti itu," sela Jennie saat Wendy hendak pergi meninggalkannya.
Wendy terdiam sejenak dengan smirk diwajahnya, memang dasar bodoh, pikir Wendy. "Baiklah, kalau begitu aku memberimu waktu satu minggu, jika Chaeyoung masih bersama Chanyeol, maka ya kau tau sendiri bukan," ucap Wendy sebari tersenyum kearah Jennie, "kajja," sambungnya.
Irene merangkul bahu Jennie dan mengajak gadis itu untuk mengikuti mereka. Jennie hanya tersenyum dan kini pikirannya tengah bekerja dengan keras. Dalam satu minggu ini Jennie harus menghancurkan hubungan Chanyeol dan Chaeyoung. Bagaimanapun caranya.
***
Chaeyoung kini tengah berdiam diri di meja kasir, toko sedang sepi hari ini, jadi ia bisa duduk seperti ini sebari menunggu orang datang untuk membeli.
Entah mengapa akhir-akhir ini Chaeyoung selalu saja merasa pusing, padahal ia sudah minum obat dan istirahat yang cukup. Apa Chaeyoung sakit ya?
Pusing yang Chaeyoung alami ini sedikit berbeda, rasanya memang tidak terlalu sakit tapi selalu saja datang. Chaeyoung tak jarang merasa mual karena pusingnya.
Chaeyoung menghela nafasnya jika ia mencoba untuk bicara pada bibinya yang ada Chaeyoung hanya akan di marahi. Sudah berbagai obat yang ia coba tapi tidak tau kenapa sakit kepalanya tidak menghilang.
Chaeyoung tidak ingin pergi ke dokter, karena ia takut sesuatu akan terjadi. Dokter tidak pernah mengatakan kabar baik, dan Chaeyoung takut sesuatu yang tidak baik terjadi padanya.
Hari ini toko terasa lebih sepi, Lisa tadi sedang menerima telepon dari Sehun, dan sampai saat ini ia belum juga kembali. Chaeyoung merasa sedikit bosan, tadinya ia ingin mengajak Lisa berbincang.
Tiba-tiba saja ponsel Chaeyoung bergetar dari dalam sakunya menandakan ada seseorang yang menghubunginya, Chaeyoung mengeluarkan ponsel dan membaca nama orang yang menelponnya.
"Oppa," gumam Chaeyoung, gadis itu langsung mengangkat telepon itu. "Yabboesseo oppa," sapa Chaeyoung.
"Yabboesseo Chaeng, kau masih bekerja?" Tanya Chanyeol dari sana.
"Ng, jam kerjaku masih satu jam lagi," jawab Chaeyoung sebari menatap jam yang melingkar di tangannya.
"Yah, kukira sudah selesai." Chanyeol menghela nafasnya, sedikit kecewa. "Biklah hubungi aku saat kau sudah selesai, aku ingin mengirim demo laguku padamu," ucap Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strength Woman ✓
FanfictionBahasa : Baku Start : 04 August 2021 Finish : 21 Oktober 2021 Cover by : @i_vennie2 "Memang pada intinya akulah yang salah, hidupku menjadi hancur karena aku terlalu percaya dan terlalu berharap kepada manusia sepertimu Park Chanyeol," -Park Chaeyou...