14🌼

437 66 10
                                    

Pagi sekali Chaeyoung bangun, gadis itu kini tengah sibuk dengan berbagai masakan yang tengah ia coba untuk rencananya membuka usaha. Sebenarnya sudah dari lama ia merencanakan hal ini, tapi Chaeyoung baru memiliki uang sekarang untuk melaksanakan niatnya.

Usia kandungan Chaeyoung sudah menginjak lima bulan, Chaeyoung harus lebih berhati-hati dan menjaga pola makannya karena dari bulan-bulan ini organ-organ tubuh janinnya akan berkembang.

Semakin bertambah usia kandungannya itu berarti semakin banyak juga kebutuhan yang harus Chaeyoung penuhi, ia harus mulai mempersiapkan kamar untuk putrinya, Chaeyoung harus membeli setidaknya dua ranjang, lemari, lemari pakaian, dan pakaian yang akan bayinya gunakan juga.

Dengan semua kebutuhannya yang mulai menumpuk, gaji pekerjaanya di cafe saja tidak cukup untuk memenuhi semuanya. Chaeyoung butuh pekerjaan lebih, tapi jika dia mengambil pekerjaan paruh waktu yang lain Chaeyoung takut malah kondisi kesehatannya yang menurun.

Bekerja di cafe Jisoo saja cukup melelahkan karena cafe itu jarang sekali sepi. Jika Chaeyoung memaksakan diri mengambil pekerjaan yang lain, yang ada kandungannya tidak akan baik-baik saja.

Chaeyoung terdiam sesaat, menghirup oksigen sampai memenuhi paru-parunya. Kini pikirannya tengah melayang kemana-mana, memikirkan bagaimana cara ia mencukupi kebutuhan hidupnya yang semakin banyak.

Untunglah rumah yang ia tempati ini sudah ia bayar tuntas, jadi Chaeyoung bisa leluasa dan tidur dengan nyenyak di setiap malamnya. Namun, tetap saja. Chaeyoung masih butuh uang yang lebih.

"Akh!" Pekik Chaeyoung terkejut sekaligus kesakitan karena tangannya terkena cipratan minyak panas. "Astaga!" Ucapnya sebari mematikan kompornya. Chaeyoung menghela nafasnya berat. Ayam yang ia goreng gosong. Ini semua karena Chaeyoung terlalu larut dalam pemikirannya hingga ia tak sadar bahwa dia kini tengah memasak.

Untuk saat ini hanya tangannya yang terluka, Chaeyoung tak habis pikir bagaimana jika terjadi hal yang lebih buruk tadi? Ah setelah ini Chaeyoung harus lebih berhati-hati.

Chaeyoung mengangkat ayam itu dan meniriskannya, Chaeyoung tidak bisa menggunakan ayam itu untuk sempel produknya, bagaimana bisa Chaeyoung menyajikan makanan gosong seperti itu?

"Ah, aku akan memakannya untuk makan siang nanti," gumam Chaeyoung sebari menyimpan ayam setengah gosong itu dilemari penyimpanan makanannya.

Chaeyoung kini tengah memutar otak, apa yang harus ia lakukan? Chaeyoung sudah sering kali gagal, cukup banyak uang yang ia hamburkan karena kesalahannya sendiri.

Chaeyoung menolehkan kepalanya ke arah jam dinding, rupanya sudah pukul tujuh pagi, Chaeyoung harus segera bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Dengan sigap lengan mungilnya membersihkan semua kekacauan yang sempat ia lakukan.

Setelah dirasa dapurnya sudah kembali bersih, Chaeyoung baru mencuci tangannya dan bergegas untuk segera pergi menuju cafe Jisoo. Tak lupa ia membawa vitamin dan sebotol susu ibu hamilnya.

Chaeyoung mengecek semua barangnya sebelum ia berangkat. Chaeyoung kini tengah berjalan santai, sebari memegangi perutnya yang sudah mulai membuncit. Di perjalanan beberpa kali Chaeyoung duduk sebentar untuk mengistirahatkan tubuhnya. Chaeyoung sekarang mudah sekali kelelahan.

Setelah lima menit berlalu akhrinya Chaeyoung sampai juga. Gadis itu langsung di sambut oleh beberapa karyawan yang turut bekerja disana juga.

Chaeyoung masuk keruang belakang untuk menyimpan tas dan mengenakan apronnya. Setelah selesai Chaeyoung kemudian mendudukan dirinya di tempat kasir.

"Chaeyoung-ah! Annyeong," sapa Junhoe yang baru saja datang. "Annyeong oppa," Chaeyoung balas menyapa Junhoe dengan sangat ramah.

"Aku baru saja akan menjemputmu," ucapnya sebari mendudukan diri di satu kursi yang ada disana. Waktu masih pukul setengah delapan, para pelayan masih sibuk membersihkan meja lantai dan yang lainnya.

Strength Woman ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang