13🌼

502 76 14
                                    

Waktu terasa sangat cepat berlalu. Tiga bulan sudah Chanyeol lewati. Pria itu berubah menjadi lebih murung, Chanyeol akhri-akhri ini lebih sering melamun menghabiskan waktunya di rooftop kampus.

Berita tentang Chaeyoung yang hamil memang tidak beredar luas, tapi banyak sekali orang-orang yang menanyakan kemana perginya Chaeyoung yang secara tiba-tiba. Dan Chanyeol tidak tau harus menjawab bagaimana karena iapun tidak tau kemana Chaeyoung pergi.

Chaeyoung sudah resmi di keluarkan dari kampus karena dua bulan penuh ia tidak masuk dan tanpa keterangan apapun membuat Chaeyoung mau tak mau harus di keluarkan demi ketertiban pembelajaran.

Dua minggu terlahir ini Chanyeol memutuskan untuk menghentikan pencarian Chaeyoung, karena ia tidak bisa menemukan Chaeyoung dimanapun. Chanyeol sudah pergi ke luar kota bahkan ketempat-tempat yang Chaeyoung ingin kunjungi.

Dan tetap saja hasilnya nihil. Semenjak kejadian hari itu hubungan Sehun dan dirinya merenggang, lebih tepatnya Sehun yang selalu menghindari Chanyeol dan tidak pernah sudi bicara padanya lagi.

Chanyeol merasa putus asa. Terlebih Chanyeol sudah sadar bahwa semua ini adalah salahnya. Jika saja Chanyeol tidak keras kepala dan mengambil keputusan secara sepihak, semua ini tidak akan terjadi.

Andai saja Chanyeol mendengarkan penjelasan Chaeyoung, mereka pasti sudah mendapatkan jalan keluar dari semua masalah mereka. Dan tentu saja Chanyeol bisa menatap kedua manik yang sekarang begitu ia rindukan.

Chanyeol menghela nafasnya berat sebari memejamkan kedua matanya saat angin melewatinya. Pikiran pria itu seakan hanyut terbawa dinginnya angin yang melewatinya.

"Chaeyoung-ah, apa kau baik-baik saja?" Tanya Chanyeol.

"Apa kau menjalani hidupmu dengan baik?" Chanyeol kembali bertanya, setelah itu helaan nafasnya kembali terdengar.

"Kemana lagi aku harus mencarimu Chaeyoung, maafkan aku. Kembalilah," gumam Chanyeol sebari mengusap gelang berwarna hitam yang Chaeyoung berikan padanya.

Setiap hari yang Chanyeol lalui tentu saja tidak mudah, hidupnya terasa hampa. Setiap hari tidak ada kesegaran saat ia bangun di pagi hari, tidak ada rasa senang dan semangat saat ia kan berangkat ke kampus.

Satu hal yang selalu Chanyeol lakukan, mengirim ribuan pesan yang sampai detik ini belum dibaca, dan berusaha menghubungi nomor ponsel Chaeyoung meskipun pada akhrinya hanya suara operator yang ia dengar.

Chanyeol sebenarnya sudah merasa lelah dengan ketidak pastian ini, tapi perasannya pada Chaeyoung tidak selemah itu. Mau tidak mau dipikiran Chanyeol hanya terbelenggu oleh Chaeyoung.

Berbagai pertanyaan yang sama selalu hanyeol tanyakan di setiap harinya. Apa Chaeyoung hidup dengan baik jauh disana?

Chanyeol kembali menghela nafasnya, bagaimana kondisi Chaeyoung dan anakanya? Apa Chaeyoung mempertahankan anak itu? Pikiran Chanyeol terus bercabang memikirkan berbagai kemungkinan yang begitu menganggu pikirannya.

Suara panggilan masuk dari ponsel membuat Chanyeol menghentikan aktivitas merenungnya. Pria itu mengangkat telepon itu tanpa membaca siapa yang menghubungi dirinya.

"Chan, kelas sudah dimulai, cepatlah masuk dosen sudah mencarimu," ucap Jong-in teman sekelas Chanyeol.

"Iya," jawab Chanyeol singkat. Pria itu mematikan sambungan telpon mereka dan dengan malas ia mulai melangkah menuju kelasnya, Chanyeol lupa di semester terakhir ini harusnya Chanyeol lebih giat mengingat tak lama lagi ia akan di wisuda.

***

Tak terasa waktu sudah berlalu begitu cepat. Kandungan Chaeyoung sudah mulai terlihat, karena bayi yang Chaeyoung kandung sudah menginjak usia empat bulan. Tiga bulan sudah berlalu, dan tiga bulan ini Chaeyoung mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya.

Strength Woman ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang