24🌼

715 76 8
                                    

Pagi hari ini Chaeyoung terbangun karena suara bising dari dapurnya. Gadis itu beberapa kali mengerjapkan matanya yang di rasa tidak nyaman. Chaeyoung meregangkan otot-otot tubuhnya yang benar-benar lemas.

Chaeyoung menguap beberapa kali, ia menatap jam yang menunjukan pukul tujuh pagi. Chaeyoung menghela nafasnya berat, jika dia tidak punya pekerjaan ingin sekali dia kembali tidur, sebenarnya ia masih mengantuk.

Pukul dua pagi Chaeyoung baru bisa tidur lelap, sialnya ia tidak bisa berhenti memikirkan apa yang baru saja terjadi kemarin, Chaeyoung tak hentinya menangis dan sekarang ia yakin matanya pasti sebesar kepalan tangan Channie  gara-gara menangis semalaman.

Tiba-tiba saja wajah Chanyeol yang tengah tersenyum terpampang diinganannya. Spontan Chaeyoung memejamkan mata dan menggeleng kuat.

Chaeyoung kembali menghela nafasnya. "Dia benar-benar pergi," gumam Chaeyoung, kembali merasakan dadanya yang sesak. Chaeyoung mengusap-usap dadanya sebari mengatur nafas. "Aku sendiri yang menginginkannya, seharusnya aku tidak sesedih ini," sambung Chaeyoung.

Gadis itu kembali terdiam, memikirkan semua yang terjadi padanya kemarin. Jika saja Channie tidak menghilang mungkin saja dia juga tidak akan pernah bertemu dengan Chanyeol. Dan dia juga tidak perlu menangis sampai seperti ini.

Chaeyoung menatap kedua tangannya, kemarin Chanyeol menggenggamnya begitu erat, Chanyeol memeluk dan mengecup dirinya setelah sekian lama. Dan Chaeyoung merasa sangat---nyaman, ia bisa merasakan seolah-olah kebahagiaannya kembali lagi.

Tapi sekarang, Chanyeol tidak ada lagi didepannya. Apa Chaeyoung menyesal? Sepertinya, iya. Tapi Chaeyoung yakin, semuanya akan baik-baik saja. Chaeyoung pasti bisa keluar dari masalah ini dan tidak terlalu berlarut-larut.

"Sudah cukup!" Gumam Chaeyoung. "Chanyeol sudah pergi Chae! Ayo kita jalani hidup seperti biasa, lagi." Tegasnya. Chaeyoung kemudian bangun dan mencuci wajahnya, agak lama Chaeyoung di kamar mandi karena ia juga harus mengompres matanya yang bengkak.

Chaeyoung hari ini harus menemui Jisoo, dia belum mengucapkan selamat dan main pergi begitu saja, padahal kemarin adalah hari paling spesial untuk Jisoo.

Setelah selesai Chaeyoung keluar dari kamarnya, ia mendapati Junhoe yang tengah sarapan bersama Channie disana. "Selamat pagi," sapa Chaeyoung pada mereka.

Namun, keduanya tidak membalas sapaan Chaeyoung membuat gadis itu mengernyitkan dahinya. Chaeyoung menarik kursi di sebelah Junhoe dan mengambil beberapa roti dan mengolesnya dengan mentega.

Junhoe membuat nasi goreng, tapi dia hanya menyiapakan untuk dirinya dan juga Channie. Sebenarnya siapa yang tamu disini?

"Channie-ah eomma akan mengantar channie sek---"

"Channie berangkat denganku," sela Junhoe.

"Baiklah, kalau begitu pulang nanti Channie---"

"Aku juga yang akan menjemputnya, Channie akan menginap di rumahku hari ini. Iyakan, sayang?" Sela Junhoe lagi. Pria itu menatao Channie dan Channie menganggukkan kepalanya sebagai respon.

"Kenapa kalian tiba-tiba seperti ini eoh? Apa yang kalian rencanakan?" Tuduh Chaeyoung sebari menyipitkan matanya menatap Junhoe.

"Eomma berbohong lagi pada Channie," ucap Channie membuat Chaeyoung spontan menolehkan kepalanya. "Chanyeol Samchon itu ayahnya Channie, kan?" Tanya Channie sebari menyuapkan kembali nasi goreng buatan Junhoe kedalam mulutnya.

Sontak perkataan Channie itu membuat Chaeyoung menatap kearah Junhoe. "Kau mengatakan apa pada Channie?" Tanya Chaeyoung. "Kumohon jangan meracuni pikiran dia Oppa, aku benar-benar tidak mau Channie seperti ini," gumam Chaeyoung sebari menatap Junhoe sendu.

Strength Woman ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang