23🌼

673 82 11
                                    

"Chanyeol Samchon sudah membuat eomma menangis, Samchon tidak boleh kesini! Samchon harus pulang!" Sambung Channie.

Chanyeol merasakan hatinya yang terasa hancur lebur, pecah tak berbentuk. Rasanya sakit. Sangat-sangat sakit mendengar usiran dari Channie yang jelas-jelas adalah anaknya.

Chanyeol tak kuat menahan tangisnya. Pria itu menunduk sebari menutup mata dengan tangan besarnya. "C-Channie-ah, aku ayahmu," lirih Chanyeol.

Chaeyoung spontan menatap Chanyeol dengan tajam. "Apa yang kau katakan! Sudah kubilang Channie bukan anakmu!" Geram Chaeyoung berbisik pada Chanyeol.

"Berhentilah menangis kau tidak malu menangis didepan Channie ha?" Bentak Chaeyoung.

"Aish kau kira aku mau menangis didepan anakku? Aku juga malu," balas Chanyeol tak terima.

"Kubilang Channie bukan an---"

"Eomma," panggil Channie. Chaeyoung menolehkan kepalanya. "Kenapa eomma memarahi Chanyeol Samchon terus? Kasian Samchon," ucapnya membuat Chaeyoung mendadak kelu.

Channie dengan ragu-ragu menghampiri Chanyeol, duduk di pangkuan ayahnya dan mendekap leher Chanyeol. "Samchon jangan menangis lagi, eomma memang galak," ucapnya.

Chanyeol termenung sejenak menatap Channie dan tangan mungilnya yang setia melingkar di lehernya. Chanyeol mendekap tubuh Channie, menenggelamkan kepalanya di bahu kecil putrinya.

"C-channie-ah, aku sangat menyayangimu, maaf appa baru menemuimu sekarang," lirih Chanyeol sebari mendekap erat-erat tubuh kecil Channie.

Channie melepaskan rengkuhan Chanyeol darinya. Gadis itu turun dari pangkuan Chanyeol, "ayah Channie itu Junhoe appa," ucap Channie membuat Chanyeol maupun Chaeyoung seketika tertegun.

"Ayah Channie belum pulang, Channie tidak tau kapan ayah akan pulang. Samchon tidak perlu menjadi ayah Channie, Channie sudah punya dua," ucapnya sebari menunjukan dua jarinya.

Chaeyoung menatap Chanyeol yang kini tengah menatap nanar Channie yang berdiri didepannya. Chaeyoung memamg ingin membuat Chanyeol sakit hati, tapi ini terlalu berlebihan.

"Channie-ah, pergilah beli cemilan," ucap Chaeyoung. Masih banyak hal yang perlu ia bicarakan dengan Chanyeol, tidak baik jika Channie mendengar perdebatan diantara mereka.

Channie mengangguk kecil dan keluar dari rumahnya. Meninggalkan Chanyeol yang kini tengah terdiam menatap meja yang didepannya dengan tatapan kosong, sedangkan Chaeyoung gadis itu memikirkan semua perkataan Channie pada Chanyeol.

"Anakmu bahkan tidak menginginkan kau menjadi ayahnya," gumam Chaeyoung sebari tersenyum miring.

Chanyeol menganggukkan kepalanya. "Aku tau," jawabnya.

"Sekarang apa yang kau tunggu? Tidak ada harapan lagi untukmu," tambah Chaeyoung. Ya, Chaeyoung memilih untuk membuat Chanyeol merasa sakit hati dan pergi dari hidupnya. Lima tahun sudah Chaeyoung jalani sendiri, ia tidak perlu Chanyeol untuk kehidupannya maupun Channie.

"Aku tau," jawab Chanyeol lagi. Pria itu menghela nafasnya, menatap Chaeyoung yang kini tengah menatapnya juga. Mata Chanyeol memancarkan rasa sedih, sakit dan kecewanya, namun di saat seperti itu dia mala menampakkan senyum di wajah rupawannya, membuat hati Chaeyoung ikut tersayat ngilu.

"Bolehkah aku bertanya?" Tanya Chanyeol. Chaeyoung nampak terdiam sejenak kemudian ia mengangguk mengiyakan permintaan Chanyeol.

"Apa aku sudah tidak berarti lagi untukmu?" Chanyeol menatap Chaeyoung, "apa kau tidak mencintaiku lagi?" Tanyanya.

Strength Woman ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang